Tya Subiakto, yang sebelumnya dikenal sebagai komposer dan penata musik film, memulai karirnya sebagai sutradara lewat film Kehormatan di Balik Kerudung. "Saya beruntung sudah mengenal dunia produksi semenjak kecil, meskipun pada waktu itu minat saya masih di musik," ujar pemenang penghargaan Penata Musik Terbaik, Festival Film Bandung Tahun 2010 ini.
Tumbuh dari keluarga yang akrab dengan dunia periklanan, Tya mengakui dirinya sangat terbantu karena biasa berdiskusi dengan ayahnya. "Bagaimanapun yang membentuk saya adalah keluarga saya. Ayah saya sutradara film iklan, ibu saya eksekutif produser. Dari mereka saya terbiasa dengan istilah-istilah dalam produksi, memahami cara bekerja dengan kamera dan bagaimana caranya untuk menyutradarai," kata putri Subiakto.
Film Kehormatan di Balik Kerudung ini berasal dari novel yang ditulis oleh Makmun Afani dengan judul yang sama. "Tim kami menggodok dan saya datang dengan konsep-konsep saya sebagai sutradara. Karena mood-nya pas dan menarik, kami akhirnya memutuskan untuk mengangkat film tersebut ke layar lebar," Tya menjelaskan. Chand Parwez, Produser merasa Tya membawa perubahan yang cukup baik terhadap cerita film ini, "Dia mampu membuat setiap karakter di film ini jadi lebih kuat, hal ini berdampak positif untuk cerita dan tentu saja keseluruhan film."
Apakah Tya akan tetap menyutradarai film? “Untuk saya film adalah kehidupan saya sekarang ini. Baik itu menyutradarai atau menata musik, hal itu akan saya jalankan, apapun perannya. Dengan senyum sumringah Tya juga menjelaskan keinginannnya untuk memproduksi film bersama ayahnya, “Saya ingin sekali dan sudah pernah diutarakan, namun dia masih ingin konsentrasi di dunia iklan, mungkin nanti kalau sudah pensiun. Dalam waktu dekat ini saya ingin bekerja sama dengan Mas Candy, suami saya, karena dia adalah suami dan partner terbaik.”