Vera Lasut memulai karirnya dengan muncul di depan layar kaca lalu merambah ke balik layar di stasiun televisi. Pada tahun 2004, Vera menjadi penata gambar dalam film 9 Naga. Lalu menghasilkan empat film sekaligus pada tahun 2009, yakni berperan sebagai Fifi diKereta Setan Manggaraidan menjadi associate producer untuk film Setan Budeg, Mati Suri, dan Susuk Pocong. Pada tahun 2011 ini, Vera Lasut kembali meramaikan industri film Indonesia lewat film The Perfect House. Kali ini, ia menjadi produser di bawah nama rumah produksi baru yang didirikannya pada 2010, Vera Lasut Production (VL Production).
Setelah menjadi aktris, editor, associate producer, dan kini produser, perempuan kelahiran Jakarta, 11 Oktober 1982 ini sebenarnya memendam keinginan untuk menempati satu posisi. “Sebenarnya pengen jadi sutradara, tapi sebelum jadi sutradara, jadi produser dulu, supaya tahu keadaannya bagaimana. Tapi setelah jadi produser, jadi bingung juga, kapan bisa sekolah lagi, untuk jadi sutradara (tertawa). Waktu itu sempat jadi editor, karena pada saat kuliah dulu, saya sempat mengambil animasi juga. Karena suka dengan film, jadinya belajar. Biasanya orang yang sudah pernah bikin film, akan terus kembali ke sana.” ujarnya.
Film terbarunya, The Perfect House diputar lebih dulu di Puchon International Fantastic Film Festival (PiFan) ke-15, Korea Selatan, Juli lalu. Film tersebut masuk ke dalam program World Fantastic Cinema dan merupakan world premiere bagi The Perfect House. Selain itu, pada pertengahan Agustus ini, The Perfect House juga akan diputar di 6th Indonesian Film Festival, Melbourne, Australia. Film itu lebih dulu diputar di luar lalu baru akan rilis di Indonesia pada bulan Oktober.
Vera menjelaskan bahwa film ini memang dipersiapkan untuk dibawa ke dunia internasional terlebih dahulu. “Iya, dari perusahaan kami sendiri memang seperti itu rencananya. Kita ingin membuat sesuatu yang dapat dinikmati oleh pangsa internasional. Karena ini film pertama, jadi kita mencoba dulu yang satu ini. Karena kita sendiri inginnya menembus pasar internasional kan,” ujar perempuan bernama lengkap Veronica Maria Lasut ini. Hal ini dipertegas pernyataan pada situs web rumah produksi tersebut bahwa VL Production fokus dalam memproduksi film feature dengan standar internasional.
Untuk menembus pasar internasional, Vera Lasut banyak mendapat network setelah beberapa kali membantu Kementerian Budaya dan Pariwisata untuk mempromosikan film-film Indonesia di beberapa Festival Film internasional seperti Cannes Film Festival, Indonesian Film Festival in Copenhagen, Hong Kong Film Festival dll. Film The Perfect House pun bisa sampai di Puchon karena permintaan salah satu programmer festival film tersebut. “Sebenarnya sudah beberapa tahun sebelumnya aku menghadiri beberapa festival internasional, dan di sana memang ajang kenalan dengan beberapa programmer film juga. Waktu itu posisinya baru berangkat ke Cannes, programmer mereka meminta kita membawa materi film ini. Kebetulan film ini selesai sebelum Cannes. Di situ kita bertemu dengan programmer mereka. Di Cannes sendiri juga sempat bertemu dengan beberapa pihak sehubungan dengan pemasaran film ini.” ujarnya.
Bicara tentang genre film ini yang disebut-sebut sebagai psycho-thriller, Vera memiliki alasan tersendiri. “Sebenarnya dari awal, sejak kecil aku suka menonton film seperti Twilight Zone atau film-filmnya Alfred Hitchcock, jadi memang dari aku sendiri suka film-film seperti itu. Jadi memang dari awal aku ingin bikin film yang aku suka juga, tapi tetap diminati penonton. Kalau menonton film-filmnya Night Shyamalan, kita cenderung ke film-film seperti itu sih, seram tapi bukan berarti hantu. Alternatif tontonan lah jadinya. Karena sekarang ini kan lebih banyak horor komedi.”
Pada situs web VL Production, sudah ada poster film kedua yang masih berlabel coming soon, berjudul Temple of Blood.