Katalog Al Kautsar
Produser: Chan Pattimura
Pemeran: Yulinar Firdaus, Wisnu Wardhana, Bagong Kussudiardjo, Henny Kundhalini, WS Rendra, Wahab Abdi, Soultan Saladin
Saiful Bachri, guru mengaji dari Pondok Pesantren Pabelan, dikirim ke Sekarlangit, suatu desa di luar Jawa, atas permintaan Haji Mustofa. Ia terpilih karena kecuali kepandaiannya dalam agama, juga ketrampilannya dalam hal pertanian. Suatu hal yang dibutuhkan desa itu menurut Mustofa. Kedatangan Saiful menimbulkan berbagai reaksi dari penduduk desa. Haji Musa, yang jadi panutan penduduk, mula-mula tidak simpati pada pembaruan yang dibawakan Saiful. Konflik halus ini meningkat karena berhadapannya Saiful dengan Tuan Harun, tengkulak yang ditakuti penduduk dan yang menghalalkan segala cara, termasuk "membunuh" suami Halimah, yang sudah sakit-sakitan, untuk bisa memperistrinya. Niat ini tak kesampaian. Halimah malah bersimpati pada Saiful, meski Saiful berusaha tak menanggapi, karena ia sudah punya pacar di Pabelan, yaitu Nur, yang baru di akhir film diketahuinya putri Haji Musa.
Halimah ikut mengajar di madrasahnya. Maka Harun dan tangan kanannya, Kamarudin Sutan, penjudi yang terjerat hutang pada Harun, menyebarkan fitnah. Ini gagal. Usaha pembunuhan saat berburu babi juga gagal. Kesempatan baik datang saat Saiful bersama penduduk membuat saluran air, agar sawah desa itu tidak lagi tergantung hujan. Halimah hanyut. Saiful menyelamatkan dengan membuat pernafasan bantuan. Harun menganggap itu zinah. Penduduk terhasut. Ulama panutan desa haji Musa tak bisa berbuat apa-apa. Madrasah dirusak.
Dalam keadaan begini Saiful bisa menyadarkan Sutan, yang pada dasarnya masih punya nurani, karena ia murid langsung ulama besar desa itu. Ia terkucil dari desa karena mencuri uang di mesjid untuk pengobatan ibunya. Mereka berdua memergoki Harun yang berusaha memperkosa Halimah. Sutan marah karena Harun menghina Tuhan. Ia melakukan salat, dan lalu membakar gudang beras Harun. Perkelahian terjadi di dalam gudang yang terbakar. Lagi-lagi Saiful menyelamatkan mereka. Namanya pulih, dan hubungannya dengan Nur semakin cerah. Cukup menarik untuk dicatat: penggunaan paduan suara dengan lagu-lagu salawat sebagai unsur utama ilustrasi musiknya.
Kopi VHS judul ini dapat diakses dari Koleksi Sinematek Indonesia.