Penata gambar
Sutradara
Penulis skenario
Penata artistik
Sinopsis

Putra mahkota dinobatkan jadi raja. Tapi, karena masih kecil, Prabu Anggalarang (Atin Martino), Raja Pakuan Pajajaran, yang sudah tua, menyerahkan kekuasaan sementara pada putra dari selir, Tarba (Iskandar Zulkarnaen) dan didampingi adiknya yang juga patih, Garbamenak (Baun Gazali). Garbamenak lalu bersekongkol dengan Tarba agar tahta tidak jauh ke tangan Mundingwangi (Iwan Hermawan, Teddy Prangi). Usaha-usaha menyingkirkan Mundingwangi selalu gagal, apalagi Mundingwangi selalu dibantu Ratu Siluman dan anak buahnya, yang pernah dikalahkannya. Waktu Pajajaran diserbu kerajaan lain, Tarba terbunuh. Mundingwangi tetap dianggap masih terlalu muda, padahal raja penyerang itu dikalahkan Mundingwangi. Usaha terakhir Garbamenak adalah meracun Mundingwangi. Entah dimana Ratu Siluman kali ini. Karena kesaktiannya, Mundingwangi tak mati, hanya hilang ingatan dan menjadi hitam legam. Ia lalu dijual sebagai budak ke orang Sindangkasih dan sampai ke rajanya, Labuan (Tisna S. Brata). Putri Labuan, Nyi Ambetkasih (Ratna Sari BG) melihat cincin yang dikenakan budak hitam itu dan jatuh hati. Ia mengira budak hitam itu keturunan Lutung Kasarung. Raja menyetujui niat putrinya, asal sang budak dapat menumpas bajak laut yang sedang beraksi di wilayah itu. Pukulan bajak sakti itu membuat racun yang ada di tubuh Munding keluar, maka pulihlah seluruh ingatannya dan hitam kulitnya juga hilang. Munding berhasil dan ia jadi raja Sindangkasih dengan julukan Siliwangi. Waktu Pajajaran diserang lagi, Siliwangi membantu dan menewaskan raja penyerang, Lembu Wulung (Salman Fari). Garbamenak lalu minta maaf dan menyerahkan tahta Pajajaran. Prabu Siliwangi memaafkan dan tetap mempertahankan kedudukannya sebagai patih.

Catatan

Kopi VHS judul ini dapat diakses dari Koleksi Sinematek Indonesia.