Lahir di Cirebon. Pendidikan: SMA, ATNI. Dalam pementasan ATNI tahun 1950-an, dia lebih banyak di belakang layar (antara lain menata lampu). Tapi pernah juga kebagian peran utama dalam lakon Montserrat sebagai kolonel yang kejam.
Mengerjakan bisnis perfilman ketika bekerja pada Ifdil Film sebagai staf distributor. Bersama Bambang Irawan kemudian mendirikan Agora Film.
Main pertama kali dalam film Mendung Sendja Hari (1960). Tahun 1963, ia mulai dipercaya untuk menyutradarai Aku Hanja Bajangan. Dalam Lembah Hidjau (1963), ia tampil sebagai pemain sekaligus sutradara. "Bolak-balik" antara bermain dan jadi sutradara. Kemudian juga menulis skenario lewat Pendekar Bambu Kuning (1972) selain juga sebagai sutradara. Sesekali hanya menulis cerita saja seperti Tragedi Tante Sex (1976) dan Hilang Perawan (1976), atau bahkan hanya sebagai penasehat sutradara, seperti dalam Tiga Cewek Indian (1976), dan Kekasih Binal (1978). Di pertengahan 1978 menyutradarai Modal Dengkul Kaya Raya, dan di awal 1979 mendampingi Ratno Timur dalam menyutradarai Benci Tapi Rindu.
Tapi prestasinya lebih menonjol sebagai pemain. Lima kali masuk unggulan, Nilai di Gaun Putih (FFI 1982), Serpihan Mutiara Retak (FFI 1985), Beri Aku Waktu (FFI 1986), Tjoet Nja Dhien (FFI 1988) dan Langitku Rumahku (FFI 1990). Ia meraih Citra lewat Noesa Penida (pada FFI 1989) sebagai aktor pembantu. Kemudian, ia tak ketinggalan juga main di sinetron.
Sumber: Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. Disusun oleh Sinematek Indonesia. (Jakarta : Yayasan Artis Film dan Sinematek Indonesia, 1979)