Sinopsis

Malam lebaran. Bagus, centeng di kompleks pelacuran yang bergendak dengan Paitun, kembali ke desanya yang sudah tujuh tahun ditinggalkannya. Ia melihat keadaan berubah. Pacarnya Ayu sudah kawin dengan Atmo dan dalam keadaan hamil tua, gurunya sudah meninggal, teman seperguruannya, Parjio seperti orang gila, dan desa terpencil di daerah Ponorogo itu diputus hubungannya dengan dunia luar karena Sengkuni dkk, pemilik kendaraan penghubung, memboikot untuk menaikkan harga angkutan. Ternyata Bagus diusir gurunya, Wirodongso. Ia melanggar pantangan: menghamili Ayu yang kemudian melahirkan anak, Gombloh. Di desa ia mulai terlibat dengan masalah-masalah desa. Masalah dirinya juga muncul karena Paitun datang menyusul, hingga Bagus yang hendak mulai hidup baru di desanya sambil menyelesaikan masalah desa, terusik karena kehadiran Paitun yang merupakan masa lalunya yang kelam. Ia juga diberitahu Ayu bahwa Gombloh adalah anaknya. Keadaan desa pulih, tapi Ayu meninggal waktu melahirkan.

Tampak Slamet Rahardjo sangat berambisi memberi warna tersendiri untuk film pertamanya ini. Keunikannya: di samping pengungkapan masalah desa, khususnya budaya desa Ponorogo, juga dibanding film-film lain adalah dalam editing yang sering "melompat" dan sengaja memberikan informasi secukupnya saja dan diusahakan tidak berlarut dalam emosi.

Catatan

Kopi 35 mm / VHS judul ini dapat diakses dari Koleksi Sinematek Indonesia.