Artikel Sosok

Selain akan memproduksi sembilan film baru tahun ini, Naveen merestorasi ratusan film lama. Naveen optimis keputusannya itu akan berdampak positif baginya dan perusahaannya.
"Lebih nyaman jadi pemeran pembantu, karena nggak ada beban. Gue takut kalau film itu nggak laku. Jadi beban buat gue," ungkap bapak empat anak itu.
Dengan pengalamannya membuat film pendek dan dokumenter, bagi Kuntz setiap film adalah investasi, terlepas dari bentuk dan jenisnya.
Mendapat kesempatan untuk tampil dalam film adalah hal yang ditunggu pemain. Maudy Ayunda sebaliknya lebih mementingkan pendidikan. Hal ini menjadi prinsip Maudy dalam menerima tawaran bermain.
Menyutradarai film horor dan film drama merupakan dua hal berbeda. Terutama bagaimana membangun mood dan nuansa sepanjang film. "Mood-nya sendiri beda, ya. Saya kalau membuat film lebih memakai hati dan mood."
"Pada dasarnya saya suka semua jenis film, tapi memang rata-rata masyarakat itu lebih suka kalau saya main di film horor."
"Aku kangen dengan layar lebar. Walaupun ini film horor, tapi nggak kalah menarik dengan film genre lain, karena semua film punya kelebihan dan kekurangan masing-masing."
"Saya berencana ingin buat film sendiri. Naskah sudah siap. Tinggal tunggu waktu. Saya akan main dan jadi sutradaranya juga. Bukan serakah ya. Dananya terbatas."
Metode Nayato ternyata membuat Donita kagum. "Cepat bukan berarti jelek atau asal, toh hasilnya bagus. Kalau bisa cepat kenapa harus lama," ungkapnya.
Setelah memiliki empat judul film hanya dalam waktu satu tahun, Ajun semakin yakin dengan jalan yang dipilihnya. Bahkan ia berharap bisa mengembangkan bakat lain yang dimilikinya.