Lahir di Cianjur. Pendidikan : SD, SLP (Kelas 1). Semula diajak oleh Miss Ribut untuk memperkuat kesebelasan sepak bola, tapi kemudian tertarik untuk menjadi pemain sandiwara. 1939 tampil untuk pertama kalinya dalam film Alang Alang sebagai pemain utama, dan sejak itu mendapat julukan Tarzan of Java. Di film-film selanjutnya dia selalu hadir sebagai pemain utama, seperti pada Rentjong Atjeh (1940), Srigala Hitam (1941), dan Tengkorak Hidup (1941). Ketika perfilman sepi di masa pendudukan Jepang, dia menjadi Heiho, kemudian jadi polisi militer Jepang sampai penyerahan kedaulatan. Tahun 1947, Mochtar kembali ke Jakarta dan mulai membintangi film, antara lain Bengawan Solo (1949), Terang Bulan (1950), Sungai Darah (1954), dan Korupsi (1956). Setelah menyelesaikan Teladan (1957), namanya menghilang dari dunia film. Dia bekerja di pabrik sepatu dan mencoba buka usaha hotel dan restoran. 10 tahun kemudian, baru tampil kembali dalam Menjusuri Djedjak Berdarah (1967), dimana dia terpilih sebagai Aktor Pendukung Terbaik dalam Pekan Apresiasi Film Indonesia 1967. Lalu berturut-turut main dalam Djampang Mentjari Naga Hitam (1968), Apa Jang Kau Tjari Palupi (1969), Kutukan Dewata (1970), Api Di bukit Menoreh (1971), Pendekar Bambu Kuning (1971), Pengorbanan (1974), Si Doel Anak Modern (1976), Menantang Maut (1978), dan lain-lain.
Sumber: Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. Disusun oleh Sinematek Indonesia. (Jakarta : Yayasan Artis Film dan Sinematek Indonesia, 1979)