Lahir di Jogja, Meninggal di Jogja. Setelah istrinya Roekiah tampil bersama Rd. Mochtar dalam Terang Boelan (1937) yang terkenal itu, Kartolo juga memasuki dunia film. Ia tugas menggubah lagu dan menata musik film-film yang dibintangi Roekiah, baik berpasangan dengan Rd. Mochtar maupun dengan R.Djoemala, yaitu antara lain Fatima (1938), Gagak Item (1939), Roekihati (1940), Poesaka Terpendam (1941), Berdjoang (1943), Keseberang (1944). Di samping itu, Kartolo selalu tampil sebagai pemain pembantu/pelawak. Setelah Roekiah meninggal di Jakarta, pada 1945, Kartolo membawa kelima anaknya ke kota kelahirannya, Yogyakarta untuk bekerja di RRI antara I946-1948. Ketika Belanda menduduki Yogya pada 1948, Kartolo lebih suka melarat dari pada bekerja untuk penjajah. Dalam hidup susah itulah Kartolo sakit-sakitan dan akhirnya meninggal dunia. Di Yogya itu pula, seorang anaknya meninggal dunia. Keempat anaknya, yang masih hidup hingga kini (1978, ed), selanjutnya diasuh oleh Adikarso, sahabat almarhum, dan dibawa kembali ke Jakarta. Salah seorang anaknya, Rachmat Kartolo kemudian mengikuti jejak orang tuanya, terjun ke dunia film sebagai aktor, dimulai dengan Kunanti Jawabmu (1964).
Sumber: Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. Disusun oleh Sinematek Indonesia. (Jakarta : Yayasan Artis Film dan Sinematek Indonesia, 1979)