Sebelum Setannya Kok Masih Ada, Muchyar Syamas menyutradarai Setannya Kok Beneran? tahun 2008. Deskripsi filmnya adalah sebagai berikut: tiga sekawan, rumah berhantu, berbagai usaha mengusir hantu (serta komedi yang terjadi selama proses tersebut), dan penyingkapan fakta bahwa hantu-hantu yang mereka hadapi aslinya adalah orang-orang berkostum. Elemen-elemen yang sama diulang lagi dalam Setannya Kok Masih Ada. Pemainnya saja yang berbeda.
Eksekusi kedua film pun sama saja, serba tipikal dengan film horor-komedi yang membanjiri pasar film Indonesia belakangan ini. Jualan utamanya adalah efek lucu, kejut, dan erotis (kalau tidak ingin dikatakan mesum). Dalam film, hal tersebut terwujud menjadi serangkaian adegan dua atau tiga karakter bercanda bersahut-sahutan, yang dibumbui kemunculan sejumlah hantu lokal (serta sejumlah momen slapstick), dengan sajian sampingan adegan gadis-gadis berbikini di pinggir kolam renang. Logika dan penataan cerita dikesampingkan sedemikian rupa, sehingga jejaknya hampir tak berbekas dalam film.
Apabila Setannya Kok Beneran? dan Setannya Kok Masih Ada bertukar judul, penonton pun akan sulit membedakannya.