Film Indonesia tidak hanya diramaikan film-film yang tayang di jaringan bioskop 21 dan Blitz Megaplex, tetapi ada pula film Euphoria yang tayang mulai tanggal 23 September di bioskop alternatif Kineforum Dewan Kesenian Jakarta.
Film garapan Pandu Birantoro, sutradara muda lulusan Vancouver Film School, Kanada, ini bercerita tentang empat tokoh yang terlibat dalam produksi pertunjukan teater berjudul Srikandi. Selain mengerjakan Srikandi, mereka juga memiliki kesamaan lain, yakni mencari jati diri masing-masing. “Dalam proses pengembangan diri, banyak kaum muda terjebak dalam pencarian jati diri dan mempertanyakan apa tujuan hidup mereka. Kami tidak akan mencoba untuk memberikan jawaban pasti bagi mereka, tapi kami mencoba untuk memberikan mereka inspirasi untuk mencari jawaban tersebut di dalam diri mereka sendiri dengan menceritakan perjalanan keempat karakter pada film Euphoria yang mempunyai prinsip, latar belakang dan perspektif masing-masing,” demikian rilis pers mereka.
Pandu sendiri bercerita bahwa ide membuat film ini terinspirasi dari keterlibatan ia dan Shinta Dharmayu, produser, pada sebuah produksi drama teater. “Banyak hal-hal dari situ yang menarik untuk diangkat menjadi sebuah cerita film. Sejak itu memang keinginan untuk membuat film sangat besar. Muncul empat cerita dari ide kami masing-masing yang lalu saya serahkan kepada dua teman kami yang suka menulis naskah. Namanya Randi Nizar dan Getar Jagatraya. Setelah hampir setahun lebih mengembangkan naskah, kita masing-masing patungan untuk membuat film ini,” ujarnya.
Mengenai peredaran film ini yang akan tayang melalui bioskop alternatif Kineforum, Aurelia Nugroho, salah satu produser, menjelaskan, “Alasan kami tidak menargetkan bioskop besar adalah karena kami merupakan produksi independen ber-budget kecil yang tidak hanya idealis, tetapi juga mengusung materi yang sangat penting tetapi cukup kontroversial, terutama di Indonesia. Mungkin inilah alasan terbesar kami, yakni agar suara dan visi kami tidak ditekan oleh lembaga sensor.” Sebelumnya, Pandu Birantoro juga pernah memutarkan filmnya yang berjudul Tiga Bersaudara di Kineforum pada tahun 2007. Aurelia menambahkan, “Harapan kami tidak muluk-muluk: kami hanya ingin mempersembahkan karya yang kami banggakan. We believe in this project, dan untuk selanjutnya kami ingin terus berkarya.”
Film Euphoria pertama kali diputar di Indonesian Film Festival yang digelar Kedutaan Besar Indonesia di Bratislava, Republik Ceko dan diikuti pemutaran di Kedutaan Besar Indonesia di Paris, Prancis, bekerja sama dengan Perkumpulan Pelajar Indonesia setempat, pada Maret lalu. Disusul pemutaran di Vancouver Indonesian Film Festival pada bulan Juni dan juga pemutaran di Osaka, Jepang, pada bulan Juli. Untuk pemutaran di Indonesia, pemutaran perdana berlangsung pada tanggal 23 September di Goethe Haus. Namun, pemutaran untuk publik berlangsung di Kineforum dari tanggal 23-25 dan 30 September dengan donasi Rp 10.000,00. Jadwal lengkap pemutaran bisa diakses di www.kineforum.com