Lencana Tukang Sapu menjuarai perhelatan pertama Lawang Sewu Film Festival, Semarang. Pada malam Grand Final di Taman Budaya Raden Saleh, 11 November 2012, film pendek produksi Komunitas Sinema Bawah Pohon Jakarta tersebut mengungguli lima puluh film pendek lainnya yang terdaftar dalam kategori umum. Ada pun Sebuah Kisah dari Mawar karya Retno Putri Andriani menempati juara kedua, dan Skeptis karya M Malik Arfian sebagai juara ketiga.
Menurut Aditya Gumay, ketua dewan juri, Lencana Tukang Sapu merupakan “film yang tidak banyak dialog, namun pesannya mengena dan sangat menyentuh.” Menurut Tohar Gunawan, sutradara Lencana Tukang Sapu, filmnya terinspirasi dari kisah seorang veteran perang bernama Engkong Nasir dan menghabiskan satu juta rupiah untuk keseluruhan produksi.
Di kategori pelajar, Puncak karya Lufti Kukuh Prasetyo dinobatkan sebagai pemenang. Film arahan siswa SMKN 11 Banyumanik tersebut diikuti Untuk Ibu karya Rizky Dwi Wibowo (SMA Negeri 1 Banjarnegara) di posisi kedua dan Kejar karya Yohanes Dwi Cahyo Purnomo (CIP Production Salatiga) di posisi ketiga. Tercatat ada 15 film yang terdaftar di kategori pelajar.
Aditya Gumay menjanjikan film-film para pemenang Lawang Sewu Film Festival akan diikutkan dalam Festival Film Indonesia 2013. Mewakili dewan juri yang juga diisi oleh Teguh Esha dan Haryanto Corakh, sutradara Emak Ingin Naik Hajiini mengakui film-film pendek yang ia lihat sepanjang festival terhitung baik dan kreatif, walau menemukan banyak kelemahan di segi skenario dan alur cerita. “Skenario dan alur cerita sangat menentukan pesan yang akan dipahami penonton. Oleh karena itu, film pendek haruslah padat dan mudah dipahami,” jelasnya.
Lawang Sewu Film Festival merupakan bagian dari program tahunan Komunitas Sinema Semarang. Komunitas yang berdiri pada Agustus 2011 tersebut merupakan wadah kegiatan bagi para pegiat, pemerhati, dan pecinta film di Semarang. Kegiatan rutin mereka antara lain gathering setiap bulan, lokakarya, dan pemutaran film. "Harapan Komunitas Sinema Semarang, selaku penyelenggara yang menggandeng Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, adalah menggairahkan kembali produksi film dalam negeri dengan lahirnya para sineas muda", ungkap Agus Priyo Hatmoko, ketua penyelenggara.