Filmmaker’s Forum kembali dilaksanakan di Kineforum untuk kedua kalinya pada Minggu, 12 Februari 2012. Acara dimulai sekitar pukul 12.00 dengan memutar film Babi Buta yang Ingin Terbang lalu dilanjutkan berdiskusi dengan Sidi Saleh, penata sinematografi, dan Iqbal Raya, penata artistik film tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa program Filmmaker’s Forum merupakan pemutaran dan diskusi terbatas antarpembuat film, khususnya divisi tata artistik dan sinematografi. Kegiatan kali ini dihadiri oleh 13 peserta.
Pada awalnya film yang akan diputar adalah 9 Naga, tetapi karena tidak ada materi putar 35 mm dalam kondisi baik, maka film diganti. Film yang diputar tidak hanya film yang memiliki materi putar yang baik, tetapi pembuatnya juga bisa hadir untuk menjelaskan karya yang ia buat. "Konsep kegiatan ini sebetulnya sharing, jadi sebenarnya tidak ada kriteria dalam pemilihan film. Kami ingin mengumpulkan visual maker, berdiskusi, berbagi ilmu," ujar Sidi Saleh. Sejauh ini film yang dipilih masih berdasarkan pembuat film yang memang bersedia karyanya dibahas bersama.
Adrianto Sinaga, yang karyanya dibahas pada Filmmaker’s Forum sebelumnya, mengatakan, "Buat saya sendiri, acara ini memang bagus. Bisa berbagi pengalaman dari setiap orang ketika membuat filmnya masing-masing. Seperti sekarang kami menonton film Babi Buta yang Ingin Terbang, yang bisa dibilang film di luar arus utama. Kami jadi bisa tahu produksinya seperti apa. Menariknya forum ini karena kami tidak ngomongin film orang. Pengalaman produksi masing-masing kan bisa berbeda." jelasnya. Ia berharap ke depannya tidak hanya kepala divisi saja yang datang, tapi juga masing-masing kru, sehingga ketika produksi, mereka bukan hanya sebagai pekerja, tetapi menjadi bagian dari orang yang menentukan bentuk film itu akan seperti apa.
Sidi juga menambahkan bahwa sejauh ini kegiatan Filmmaker’s Forummemang masih tertutup untuk para pembuat film dan bukan untuk umum. "Kalau dibuka untuk umum memang masih agak sulit ya, karena tujuan kegiatan ini ingin membangun komunitas profesional." Adrianto sendiri juga menganggap ide kegiatan ini sebagai upaya para pembuat film untuk bisa menyumbangkan sesuatu bagi profesi mereka sendiri. "Ya harapannya dengan saling berbagi, film yang diproduksi bisa lebih baik lagi, dan juga regenerasi."