Dalam waktu dekat, publik Indonesia bisa menikmati hasil restorasi Lewat Djam Malam. Film Usmar Ismail tahun 1954 tersebut akan beredar di jaringan bioskop 21 Cineplex dan Blitzmegaplex mulai 21 Juni 2012. Rangkaian pemutaran pertama di Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Bandung, Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya. Kota-kota lainnya menyusul setelah rangkaian pemutaran pertama. Sebelum beredar di jaringan bioskop nasional, hasil restorasi Lewat Djam Malam diputar perdana di Festival Film Cannes, 17 Mei 2012 lalu.
Rencana pemutaran nasional ini diumumkan dalam konferensi pers di Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, Jakarta, 4 Juni 2012. Konferensi pers tersebut menghadirkan empat pembicara yang terlibat dalam proyek restorasi Lewat Djam Malam: Berthy L Ibrahim (kepala Sinematek Indonesia), JB Kristanto, Alex Sihar (direktur Yayasan Konfiden), dan Totot Indrarto (penggagas Sahabat Sinematek). “Kita tak boleh sembarangan menggunakan terminologi restorasi. Butuh proses dan keahlian tersendiri untuk melakukannya,” tutur Berthy, “Berkat kerja sama yang dilakukan antarnegara ini, salah satu film bersejarah bangsa kita bisa kita saksikan lagi, dalam kondisi yang diniatkan Usmar Ismail tahun 1954 dulu.”
Selama setahun terakhir, Lewat Djam Malam dibersihkan dan diperbaiki di L’Immagine Ritrovata, laboratorium restorasi film di Bologna, Italia. Restorasi film ini bisa terlaksana berkat kerja sama antara National Museum of Singapore, World Cinema Foundation, Sinematek Indonesia, Yayasan Konfiden, dan Kineforum Dewan Kesenian Jakarta. “Proyek restorasi ini penting, karena apa yang ada di dalam Sinematek bukan saja masa lalu bangsa, tapi juga masa depan kita,” kata JB Kristanto.
Sahabat Sinematek
Dalam konferensi pers yang sama, diperkenalkan juga inisiatif Sahabat Sinematek oleh Totot Indrarto. Sahabat Sinematek akan menjadi mitra Sinematek Indonesia yang secara independen melakukan berbagai inisiatif dan kerja sama guna memberi bantuan berkelanjutan pada Sinematek. Secara garis besar, program kerja perkumpulan ini terbagi dua: penghimpunan dana dan bantuan program untuk Sinematek. “Restorasi film hanyalah ujung dari kerja yang perlu kita lakukan. Sebelumnya, ada preservasi dan akuisisi film yang juga sama pentingnya,” ujar Totot, “Sahabat Sinematek adalah upaya bersama. Semua warga negara Indonesia bisa ikut serta.”
Inisiatif publik macam Sahabat Sinematek dibutuhkan karena proyek restorasi Lewat Djam Malam tidak bisa dijadikan cetak biru untuk proyek restorasi selanjutnya. Di sisi lain, dari koleksi 414 judul film di koleksi Sinematek, sekitar seratusan dalam kondisi rusak berat maupun ringan. “Kalau dihitung-hitung secara kasar, restorasi Lewat Djam Malam mungkin menghabiskan 200.000 dollar Singapura. Ini tidak bisa dijadikan patokan karena kami tidak tahu jumlah pastinya. Urusan uang sepenuhnya dilakukan oleh National Museum of Singapore dan World Cinema Foundation, tak ada yang melewati kami,” jelas Alex Sihar, “Selain itu, restorasi film juga sangat bergantung pada kondisi film. Kita perlu mengetahui seberapa kerusakannya, baru bisa menentukan biaya yang dibutuhkan. Itulah yang menjadi salah satu agenda kerja Sahabat Sinematek.”
Rencananya, Sahabat Sinematek akan diluncurkan ke hadapan publik pada tanggal 18 Juni 2012, bagian dari acara peluncuran hasil restorasi Lewat Djam Malam di Indonesia.
Baca juga artikel-artikel ini:
Restorasi Film Lewat Djam Malam