"Departemen Perdagangan adalah satu-satunya institusi pemerintah yang mendukung JIFFEST tahun ini," demikian pernyataan Nauval Yazid, salah satu direktur Jakarta International Film Festival pada konferensi pers yang diadakan pada 16 November 2010 di Blitz Megaplex Pacific Place, Jakarta. Mengingat peristiwa kesenian ini sudah berjalan 12 tahun dengan reputasi internasional yang baik, ganjil sekali melihat absennya dukungan dari kementrian Budaya dan Pariwisata maupun institusi pemerintahan lainnya seperti Pemerintah Daerah propinsi DKI Jakarta.
Satu bulan sebelumnya, pada 14 Oktober 2010, JIFFEST mengumumkan bahwa penyelenggaraan terancam batal karena kekurangan dana. Saat itu penyelenggara festival mengadakan konferensi pers untuk meminta dukungan dana dari publik. Target yang ingin dicapai saat itu adalah mengumpulkan dana 1 Milyar hingga 1 November 2010.
Pada akhirnya penyelenggara dapat mengumpulkan sumbangan publik sebesar lebih dari 200 juta rupiah yang diberikan oleh lebih dari 180 donatur pribadi. Festival ini juga mendapatkan dukungan dari sponsor Nokia, perusahan produsen telepon genggam, Yayasan Putra Sampoerna dan Kementrian Perdagangan.
Dalam pernyataan persnya penyelenggara JIFFEST menyatakan ingin meneruskan mekanisme dukungan dana publik yang mereka mulai pada tahun ini.
Seperti tradisi yang sudah berjalan selama 5 tahun, tahun ini JIFFEST juga menggelar kompetisi film Indonesia tahunan dengan penilaian dari dewan juri mancanegara. Anggota dewan juri kompetisi film Indonesia tahun ini adalah penulis/produser Gabrilelle Kelly (AS), produser/distributor Nguyen Thi Bao Mai (Vietnam) dan programmer festival/produser Ji-Hoon Jo (Korea Selatan). Berikut film-film Indonesia yang berlaga di kompetisi tahun ini: 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta, Alangkah Lucunya (Negeri Ini), Emak Ingin Naik Haji, Minggu Pagi di Victoria Park, Rumah Dara, Sang Pemimpi, Sang Pencerah dan Tanah Air Beta.