Film Lewat Djam Malamatau After the Curfew (Usmar Ismail, 1954) yang telah selesai direstorasi akan tayang perdana pada Festival Film Cannes 2012 sebagai bagian dari program Cannes Classics. Film tersebut merupakan salah satu proyek World Cinema Foundation (WCF), organisasi non-profit yang mengkhususkan diri pada bidang preservasi dan restorasi film. Sejak didirikan pada tahun 2007 lembaga ini mengisi program Cannes Classics dengan film-film hasil restorasi mereka. Berdasarkan rilis pers Festival Film Cannes, tahun ini WCF mempersembahkan Lewat Djam Malam dari Indonesia dan Kalpana (Uday Shankar, 1948) dari India sebagai film yang dianggap langka dan sedikit diketahui orang, padahal film-film ini indah dan penting.
Cannes Classics sendiri adalah salah satu program Festival Film Cannes yang dimulai pada tahun 2004 dengan menampilkan film-film klasik dan masterpiece dalam sejarah film yang sudah direstorasi. Selain itu program ini juga bertujuan untuk menghormati hasil kerja yang dilakukan perusahaan produksi, pemegang hak, perpustakaan atau arsip nasional dari seluruh dunia, salah satunya WCF tadi.
Proyek restorasi film Lewat Djam Malam sendiri diinisiasi oleh National Museum of Singapore dan Yayasan Konfiden serta Kineforum Dewan Kesenian Jakarta sejak akhir tahun 2010. Atas supervisi JB Kristanto dan Philip Cheah, proyek ini dimulai dengan mempelajari copy-copy tersisa Lewat Djam Malam yang tersimpan di Sinematek Indonesia. Proyek ini bisa terwujud dengan izin Irwan Usmar Ismail, sebagai perwakilan keluarga Usmar Ismail. Setelah melewati serangkaian proses riset, administrasi dan tentunya negosiasi, maka sejak Agustus 2011, Lewat Djam Malam direstorasi di laboratorium L’Immagine Ritrovata, Bologna, Italia.
World Cinema Foundation sendiri baru mengajukan diri untuk bergabung dalam proyek ini pada pertengahan Maret 2012. Setelah melalui berbagai pertimbangan, maka NMS-Konfiden-Kineforum memutuskan untuk menerima tawaran tersebut karena WCF dilihat sebagai partner strategis untuk keberlangsungan jangka panjang film itu sendiri. WCF bergabung karena tertarik dengan proses teknis yang saat itu sedang berlangsung di Bologna, dan mereka melihat proyek restorasi film Lewat Djam Malam ini sejalan dengan misi WCF yaitu untuk menjaga dan memulihkan film yang 'terabaikan' dari seluruh dunia, khususnya jika negara-negara tersebut tidak memiliki kemampuan keuangan dan teknis untuk melakukannya. Didirikan oleh Martin Scorsese dan bersama dengan beberapa pembuat film ternama dari setiap benua, WCF mendukung dan mendorong upaya pelestarian untuk menyimpan warisan dunia film agar tidak hilang sehingga bisa diakses seluas mungkin.
Dengan keterlibatan beberapa lembaga tersebut dalam proyek restorasi film ini, maka ada pembagian pekerjaan distribusi film ini pasca restorasi. WCF yang menangani distribusi komersial dan non-komersial di seluruh dunia (untuk non-komersial, WCF menangani wilayah di luar Asia), NMS menangani distribusi non-komersial untuk wilayah Asia, sedangkan Sinematek Indonesia menangani distribusi komersial dan non-komersial untuk wilayah Indonesia. Untuk sementara ini, Sinematek Indonesia akan bekerja sama dengan Yayasan Konfiden dalam mengatur lalu lintas komunikasi dengan semua pihak.
Film ini akan diputar di Cannes dalam format Digital Cinema Package (DCP) dengan dua subteks yaitu bahasa Inggris dan Prancis. Pada pemutaran nanti, akan turut hadir perwakilan dari WCF, Direktur National Museum of Singapore Lee Chor Lin, dan Direktur Yayasan Konfiden Alex Sihar. Namun, belum ada informasi mengenai jadwal pemutaran, sedangkan daftar rinci setiap film dalam program Cannes Classic baru akan diterbitkan di situs Festival Film Cannes satu minggu sebelum festival dimulai. Festival Film Cannes akan berlangsung pada 16-27 Mei 2012.
Sebelumnya, Lewat Djam Malam diputar secara penuh pada program Merdeka! di National Museum of Singapore (NMS) 28 Maret lalu, tetapi baru 95% selesai direstorasi. Rencana pemutaran di Indonesia akan dibagi menjadi dua. Pemutaran perdana khusus undangan direncanakan berlangsung pada 14 Juni 2012 yang akan diselenggarakan oleh Sinematek Indonesia, Yayasan Konfiden, dan Kineforum Dewan Kesenian Jakarta. Pada pemutaran perdana akan diputar hasil restorasi Lewat Djam Malam, peluncuran sebuah perkumpulan atau konsorsium yang ditujukan sebagai lembaga pendamping Sinematek Indonesia dalam melaksanakan tugasnya, penggalangan dana untuk usaha-usaha preservasi film Indonesia selanjutnya, sekaligus pelaksanaan kampanye seputar preservasi film Indonesia. Sedangkan publik diperkirakan bisa menyaksikan hasil restorasi film tersebut mulai 21 Juni 2012 mendatang. Bila tidak ada halangan, film ini mulai bisa diakses umum di beberapa bioskop di Indonesia mulai 21 Juni 2012, diikuti dengan rilis DVD eksklusifnya beberapa bulan kemudian. Tentunya semua usaha komersialisasi dari versi restorasi ini ditujukan untuk penggalangan dana demi perawatan film-film di Sinematek Indonesia dan usaha-usaha restorasi selanjutnya. Masih mengantri banyak film-film klasik Indonesia yang semakin lama semakin hancur dimakan waktu, semoga semakin banyak pihak yang tergugah dan benar-benar melakukan dukungan.
Baca juga artikel-artikel ini: