Pada malam keempat (16/12/2011) berlangsungnya Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF), Garin Nugroho mengumumkan salah satu rencana JAFF tahun depan: retrospektif film para pendirinya. Di acara Temu Komunitas di Sekretariat JAFF, Garin Nugroho selaku Presiden Festival menjelaskan sejarah bermulanya JAFF enam tahun silam, yakni ketika dia mengumpulkan sejumlah pembuat film lokal untuk membantu menyelenggarakan festival.
Para pembuat film yang dimaksud adalah Ifa Isfansyah, Yosep Anggi Noen, dan Ajish Dibyo. Ketiganya tergabung dalam dewan program (board of programme) JAFF. "Ketiganya sekarang lebih intens lagi terlibat di produksi film. Posisi mereka nantinya akan digantikan oleh anak-anak muda penerus. Oleh karena itu, tahun depan JAFF akan mengadakan retrospektif film-film mereka, film para pendiri JAFF," jelas Garin.
Ifa Isfansyah dikenal sebagai sutradara Sang Penaridan Garuda Di Dadaku. Sebelumnya, ia dikenal sebagai sutradara dan penulis naskah film pendek. Beberapa film pendeknya yang telah memenangkan penghargaan tingkat nasional maupun internasional: Mayar, Harap Tenang Ada Ujian! dan Setengah Sendok Teh. Sekarang dia sedang menyelesaikan film panjang ketiganya, Ambilkan Bulan.
Yosep Anggi Noen juga seorang sutradara. Dia sudah menyutradarai beberapa film pendek dan sebuah segmen di Working Girls. Ia juga beberapa kali bertindak sebagai produser film pendek. Dua di antaranya, Cheng Cheng Po dan Bermula Dari A, adalah pemenang film pendek terbaik FFI. Sekarang dia sedang mengerjakan film panjang pertamanya, Hari-Hari Sofa Merah Marun.
Ajish Dibyo adalah seorang produser untuk sejumlah film pendek maupun panjang. Sekarang dia sedang terlibat dalam produksi film Republik Twitter.