Usai sudah perjuangan Iqbal Rais dua tahun belakangan dalam menghadapi leukemia yang menggerogoti sel darahnya. Jelang tengah malam 22 September 2013, sutradara trilogi The Tarix Jabrix itu menghembuskan nafas terakhirnya di RSUD Dr Soetomo, Surabaya. Selepas dzuhur keesokan harinya, keluarga dan kawan-kawan mengantar Iqbal menuju tempat peristirahatan terakhir di Kecamatan Karang Pilang, Surabaya, dekat rumah orang tuanya.
Iqbal pertama kali mendapat diagnosa kanker darah pada bulan November 2011. Menurut laporan sejumlah media, lelaki kelahiran Samarinda ini sering pusing-pusing dan terlihat pucat beberapa bulan sebelumnya. Hasil pemeriksaan awal-awal di sebuah rumah sakit di ibu kota mengatakan kalau Iqbal mungkin mengidap anemia. Seteah diperiksa lagi di Malaysia, barulah Iqbal mendapat diagnosa kalau dirinya mengidap leukemia jenis AML M2. Sutradara kelahiran 21 Januari 1984 ini kemudian menjalani sejumlah pengobatan di Malaysia dan Surabaya; salah satu di antaranya terapi stem cell yang setiap sesinya menghabiskan 25 juta Rupiah. Biaya pengobatan Iqbal yang terhitung tinggi ini mendorong kawan-kawan pembuat film untuk mengadakan kampanye penggalangan dana sejak 17 September kemarin.
Leukemia tidaklah menghentikan langkah Iqbal dalam menekuni profesinya sebagai pembuat film. Bulan Mei lalu, ia meluncurkan Kata Hati, film panjang ke-14 yang ia sutradarai sepanjang kariernya, di bioskop-bioskop nasional. Adapun satu proyek film lain yang sempat ia rancang di antara sesi-sesi kemoterapi: Hati Borneo. Film yang berlatar di kampung halaman Iqbal ini bercerita tentang perjuangan seseorang yang menderita suatu penyakit keras. Sebelum menjalani semua proses diagnosis dan pengobatan, Iqbal menuliskan kalau kisah protagonisnya berakhir dengan kematian.
Selain trilogi Tarix Jabrix dan Kata Hati, Iqbal turut menyutradarai sejumlah film populer lainnya macam Si Jago Merah (2008), Get Married 2 (2009), dan Radio Galau FM (2012). Ia juga sempat berperan sebagai associate producer dalam I Love You Masbro (2012) dan sutradara merangkap penulis cerita dalam Bukan Malin Kundang (2009).