What They Don't Talk About When They Talk About Love pulang membawa tiga Piala Jati Emas dari Akademi Film Indonesia 2014. Pada acara penghargaan yang berlangsung di Bentara Budaya Jakarta, 24 Maret 2014, tiga puluh anggota Akademi FI menobatkan film panjang kedua Mouly Surya sebagai karya terunggul untuk kategori Skenario, Sutradara, dan Film Terbaik. Sebagaimana tradisi penghargaan yang dirintis tahun lalu, Akademi FI turut menyiapkan satu Piala Jati Emas untuk Film Terlaris, yang tahun ini dibawa pulang Soraya Intercine Films. Film produksi mereka, Tenggelamnya Kapal van der Wijck, tahun lalu mengumpulkan 1,72 juta penonton, jauh mengungguli 99 Cahaya di Langit Eropa dan Soekarno yang masing-masing mengumpulkan 1,18 juta dan 940 ribu penonton.
Kemenangan Don't Talk Love pada Akademi FI 2014 ini melampaui pencapaian Lovely Man karya Teddy Soeriaatmadjapada perhelatan tahun sebelumnya. Pada Akademi FI 2013, Lovely Man dinobatkan sebagai Skenario dan Sutradara Terbaik, namun Piala Jati Emas jatuh pada Postcards from the Zoo karya Edwin. Adapun Piala Jati Emas untuk Film Terlaris tahun lalu dibawa pulang oleh Habibie & Ainun produksi MD Pictures, yang pada 2012 sukses menjaring 4.48 juta penonton.
Untuk penghargaan tahun ini, Akademi FI menilai 93 film Indonesia yang ditayangkan selama 2013. Penilaian berlangsung dalam tiga tahap, sama halnya dengan yang terjadi tahun lalu. Tahap pertama adalah pengumpulan rekomendasi film. Anggota Redaksi FI menyusun rekomendasi film-film yang dianggap layak untuk diunggulkan. Anggota Akademi lain yang tak tergabung dalam Redaksi FI punya hak dan kesempatan untuk mengusulkan film unggulan. Pada tahap kedua, yakni penentuan unggulan, setiap anggota Akademi FI pilihan lima unggulan berdasarkan peringkat, sesuai dengan kategori penghargaan. Baru pada tahap ketiga, yakni pemilihan pemenang, setiap anggota Akademi mengajukan tiga film untuk masing-masing kategori penghargaan, yang kemudian ditabulasi oleh panitia untuk mencari tahu karya dan nama mana yang mendapat suara terbanyak.
Film Terlaris masuk dalam kategori penghargaan, dengan alasan Akademi FI ingin mendorong pertumbuhan film tidak saja dari aspek keseniannya, tapi juga industrinya. Pasalnya, film sebagai kesenian hanya bisa bertumbuh sehat apabila ditunjang dengan industri yang sehat pula. Penghargaan untuk Film Terlaris dilandaskan pada catatan penonton yang redaksi filmindonesia.or.id kumpulkan setiap minggunya.
Sebagaimana yang sudah menjadi tradisi dalam Akademi FI, setiap pemenang akan mendapat kesempatan untuk menjadi anggota. Akademi FI sendiri sekarang beranggotakan 30 orang, bertambah sembilan anggota baru dari 21 anggota pendiri. Harapannya, keanggotaan Akademi FI terus berkembang setiap tahunnya, menyerap lebih banyak lagi perwakilan dari berbagai lini perfilman, supaya semakin ketat dan tepat guna dalam mengapresiasi perkembangan perfilman Indonesia.
Berikut unggulan dan pemenang Piala Jati Emas pada perhelatan Akademi Film Indonesia 2014:
Piala Jati Emas untuk Film Terbaik
What They Don’t Talk When They Talk About Love (Parama Wirasmo, Tia Hasibuan, Fauzan Zidni, Ninin Musa)
Piala Jati Emas untuk Sutradara Terbaik
Mouly Surya (What They Don't Talk When They Talk About Love)
Piala Jati Emas untuk Skenario Terbaik
Mouly Surya (What They Don't Talk When They Talk About Love)
Piala Jati Emas untuk Film Terlaris
Tenggelamnya Kapal van der Wijck (Soraya Intercine Films)
Unggulan Film Terbaik
1. Belenggu (Upi, Frederica)
2. Sokola Rimba (Mira Lesmana)
3. Something in the Way (Teddy Soeriaatmadja, Indra Tamoron Musu)
4. Vakansi yang Janggal dan Penyakit Lainnya (Yosep Anggi Noen)
5. What They Don't Talk When They Talk About Love (Parama Wirasmo, Tia Hasibuan, Fauzan Zidni, Ninin Musa)
Unggulan Sutradara Terbaik
1. Mouly Surya (What They Don't Talk When They Talk About Love)
2. Riri Riza (Sokola Rimba)
3. Teddy Soeriaatmadja (Something in the Way)
4. Upi (Belenggu)
5. Yosep Anggi Noen (Vakansi yang Janggal dan Penyakit Lainnya)
Unggulan Skenario Terbaik
1. Mouly Surya (What They Don't Talk When They Talk About Love)
2. Riri Riza (Sokola Rimba)
3. Teddy Soeriaatmadja (Something in the Way)
4. Upi (Belenggu)
5. Yosep Anggi Noen (Vakansi yang Janggal dan Penyakit Lainnya)