Film Wan An karya Yandi Laurens meraih tiga penghargaan di XXI Short Film Festival sebagai Film Pendek Favorit Pilihan Penonton, Film Pendek Fiksi Naratif Pilihan Media, dan Film Pendek Fiksi Naratif Terbaik. Pengumuman ini berlangsung pada Malam Penghargaan XXI Short Film Festival di Studio 1 Epicentrum XXI, Kuningan pada Minggu, 24 Maret 2013.
Menurut para juri, film tersebut keluar sebagai Film Pendek Fiksi Naratif Terbaik karena sebagai film pendek, film ini memiliki cara bertutur yang efektif, eksekusi yang pas, dan mampu menyentuh perasaan penonton, meskipun tema yang dipilih tergolong tidak mudah. Sedangkan para juri media menganggap film ini unggul karena tidak bicara dalam wacana yang besar, tetapi dekat dengan keseharian. Kemudian, film ini mendapat jumlah suara penonton terbanyak.
Di kategori Animasi, film Keripik Sukun Mbok Darmi meraih penghargaan Film Pendek Animasi Terbaik. Film ini dianggap memiliki desain karakter yang tepat, sesuai kebutuhan cerita, efek animasi yang optimal, serta menonjolkan unsur lokal. Selain itu, film ini juga meraih Special Mention Film Pendek Animasi Pilihan Juri.
Untuk kategori Dokumenter, film Jagoan ala Ahok terpilih sebagai Film Pendek Dokumenter Terbaik. Film ini dinilai memiliki keterampilan bercerita dan pendekatan yang menarik, sehingga film ini memiliki konten yang kuat dengan cara cerita yang populer dan ringan. Masing-masing dari tiga pemenang utama ini mendapatkan Piala XXI Short Film Festival, sertifikat, serta hadiah berupa uang tunai sebesar 10 juta rupiah, kamera Canon seri 5D, dan juga beasiswa dari Universitas Bunda Mulia.
Selain penilaian dari Juri Utama, XXI Short Film Festival juga mengundan beberapa perwakilan media untuk menjadi juri dalam ajang ini: Yan Widjaya, Adrian Jonathan Pasaribu, Leila S. Chudori, Timothy Marbun, Teguh Priyo Sadono, dan Teguh Imam Suryadi. Selain film Wan An yang terpilih menjadi Film Pendek Fiksi Naratif Pilihan Media, film Moriendo dan Honey, I’m Home terpilih sebagai Film Pendek Pilihan Media untuk kategori Animasi dan Dokumenter.
Moriendo dipilih karena memiliki kekayaan audio visual, kedalaman cerita, dan juga ketelatenan kriya. Sedangkan Honey, I’m Home, dokumenter tentang narapidana yang pulang dari penjara, terpilih karena dianggap dokumenter yang utuh, baik secara teknis maupun tema. Film ini dinilai memiliki penggarapan yang optimal serta tema yang universal dan tak lekang waktu. Para pemenang mendapatkan sertifikat dan hadiah uang tunai sebesar 5 juta rupiah, kamera Canon seri 6D, serta beasiswa dari Universitas Bunda Mulia.
Dari masing-masing kategori, baik Pilihan Juri Utama maupun Media, tidak hanya ada pemenang utama, tapi ada juga Special Mention untuk beberapa film (selain yang telah disebutkan di atas) antara lain Sang Suporter, Salah Gaul, Sebongkah Asa di Sambirata, dan Boncengan. Film Sang Suporter dinilai sebagai film animasi memiliki unsur hiburan yang tinggi dan berhasil memanfaatkan cara produksi yang terbatas menjadi karya imajinatif yang total. Salah Gaul dianggap sebagai film dokumenter yang mampu menampilkan budaya pop dengan ritme khas anak muda, memiliki konten yang sederhana, tapi isu yang diangkat, sangat dekat dengan anak muda. Sebongkah Asa di Sambirata, sebuah dokumenter yang dibuat oleh pelajar kelas 3 SMA dari Purbalingga, dinilai mengusung suara yang otentik dari akar rumput serta kejujuran dalam pemaparan realita. Sedangkan Boncengan dalam kategori fiksi naratif, memiliki keunggulan karena mengangkat tema yang jarang diangkat, yakni tentang anak-anak. Tidak hanya itu, film ini dinilai memiliki sikap dasar yang kuat, tidak mencari kepastian tapi justru menawarkan kemungkinan-kemungkinan, serta tidak berceramah dan tidak berealita tunggal. Para peraih Special Mention mendapatkan sertifikat dan beasiswa dari Universitas Bunda Mulia.
Tidak hanya berpartisipasi sebagai pengisi materi workshop, perkumpulan sutradara-sutradara muda Indonesia, Indonesian Film Directors Club (IFDC) juga terlibat untuk memberikan satu penghargaan Film Pendek Terpilih. Perwakilan IFDC yang terdiri dari Joko Anwar, Lance Mengong, Robert Ronny, Robby Ertanto, dan Ardy Octaviand, memilih film How to Make a Perfect X’Mas Eve sebagai Film Pendek Pilihan IFDC. Film dari kategori fiksi naratif ini terpilih karena adanya keberanian eksplorasi dan memiliki elemen teknis yang paling baik dibanding film-film dari dua kategori lainnya. Pemenang kategori ini mendapatkan sertifikat, kamera Canon seri 6D, dan beasiswa dari Universitas Bunda Mulia.
Setelah pengumuman pemenang, malam penghargaan dilanjutkan dengan pemutaran tiga Film Terbaik dari masing-masing kategori: Jadi Jagoan ala Ahok, Keripik Sukun Mbok Darmi, dan Wan An. Tiga film ini pula yang dijanjikan akan diputar di jaringan bioskop XXI.Acara yang dipandu oleh Ferry Salim dan Olga Lydia pada malam itu, juga dihadiri oleh Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Seni Budaya M. Ahman Sya. Setelah berlangsungnya festival yang dihadiri lebih dari seribu orang ini, pihak penyelenggara berencana membuat workshop-workshop serupa yang pernah dibuat di Jakarta, untuk keliling daerah-daerah di Indonesia.
Daftar Peraih Penghargaan
Film Pendek Animasi Terbaik
Keripik Sukun Mbok Darmi (Heri Kurniawan, Jakarta)
Special Mention Film Pendek Animasi
Sang Suporter (Wiryadi Dharmawan, Surabaya)
Film Pendek Dokumenter Terbaik
Jadi Jagoan ala Ahok (Amelia Hapsari dan Alm. Chandra Tanzil, Jakarta)
Special Mention Film Pendek Dokumenter
Salah Gaul (Abdul Razzaq & Sahree Ramadhan, Surabaya)
Film Pendek Fiksi Naratif Terbaik
Wan An (Yandy Laurens, Jakarta)
Film Pendek Animasi Pilihan Media
Moriendo (Andrey Pratama, Jakarta)
Special Mention Film Pendek Animasi Pilihan Media
Keripik Sukun Mbok Darmi (Heri Kurniawan, Jakarta)
Film Pendek Dokumenter Pilihan Media
Honey, I’m Home (Dosy Omar, Jakarta)
Special Mention Film Pendek Dokumenter Pilihan Media
Sebongkah Asa di Sambirata (Heri Afandi, Purbalingga)
Film Pendek Fiksi Naratif Pilihan Media
Wan An (Yandy Laurens, Jakarta)
Special Mention Film Pendek Fiksi Naratif Pilihan Media
Boncengan (Senoaji Julius, Jogjakarta)
Film Pendek Favorit Pilihan Penonton
Wan An (Yandy Laurens, Jakarta)
Film Pendek Pilihan IFDC (Indonesian Film Directors Club)
How to Make a Perfect X’Mas Eve (Monica Vanesa Tedja, Jakarta)