Sejak masuk ke dunia akting pada 2005, nama Acha Septriasa selalu muncul setiap tahun, setidaknya mewakili satu film. Terutama film-film drama. Pada 2013-2014, perannya di 99 Cahaya Langit di Eropa (1 dan 2), makin melejitkan namanya seiring jumlah penonton film tersebut yang menembus angka satu juta dan lima ratus ribu penonton. Pada Oktober 2014 ini, dalam film Strawberry Surprise, ia berperan sebagai seorang galeri seni di Yogyakarta bernama Aggi. Di film ini ia kembali bekerja dengan produser Chand Parwez dan lawan main Reza Rahadian, yang sebelumnya bekerjasama lewat Test Pack. Film tersebut mengantarkannya meraih Piala Citra FFI 2012 untuk Pemeran Utama Wanita dan Pemeran Utama Wanita Terpuji pada Festival Film Bandung 2013. Juga dengan Hanny R. Saputra, sutradara film Heart, film yang pernah melambungkan namanya pada awal karir aktingnya tahun 2006.
Meskipun bekerja dengan beberapa orang yang sama, pengalaman Strawberry Surprise tetap memberikan kesan berbeda. Menurutnya, film ini lebih bercerita tentang sesuatu yang sehari-hari. Ia pun dituntut untuk memerankan tokohnya sewajar mungkin untuk menghadirkan kesan keseharian tersebut. “Kalau dalam fashion ada istilah less is more, ternyata dalam akting juga bisa begitu. Naskah film ini ringan sekali, jadi saya sempat bingung, apa yang perlu ditonjolkan agar orang mau nengok akting saya di film ini. Jadi, tugas saya adalah menyajikan tontonan dan akting yang wajar, tapi tetap bisa menarik hati penonton untuk tersenyum, tertawa, marah, atau sedih.” ujarnya.
Acha pun menerapkan pengalamannya belajar dari sang guru, Eka Sitorus, untuk berakting dalam film ini. “Kalau guru saya bilang, itu against the obvious. Misalnya, saat ada adegan lucu dalam film, pemain sudah tertawa duluan padahal penontonnya belum. Lalu, penonton jadi enggan ikut tertawa. Atau, pemainnya sudah menangis sampai bercucuran air mata, tetapi penonton tidak bisa merasakan kesedihannya. Jadi, hal-hal itu saya pendam habis-habisan dan tidak terlalu saya keluarkan, sehingga penonton bisa merasakan emosinya sendiri.” jelas mantan GADIS Sampul 2004 ini. Ia juga belajar dari aktor kawakan lain tentang bagaimana menunjukkan emosi dengan reaksi dan bahasa tubuh. “Kalau untuk itu, kadang-kadang cuma bisa learning by doing.”
Tidak hanya mencari dan menentukan karakter tokoh Aggi, perempuan kelahiran 1989 ini juga ikut terlibat menentukan sosok yang ia perankan secara fisik. Ia turut menyumbangkan ide perlengkapan pakaian dan tata rias. Apalagi ada kebutuhan menampilkan Aggi masa kini dengan Aggi lima tahun sebelumnya secara kilas balik (flashback). “Saya sempat melihat-lihat di internet, mencari kostum-kostum yang kira-kira menggambarkan Aggi. Bahkan, saya juga potong rambut dan dibuat keriting di beberapa adegan. Ada imajinasi yang saya sampaikan ke sutradara dan ternyata disetujui. Walau ada kebebasan, tetap saja saya harus tanya sutradaranya dulu, kan.” ceritanya. Ia menambahkan, perubahan fisik tersebut juga menjadi salah satu siasat untuk membedakan sosoknya dalam satu film dengan yang lain.
Lewat film ini, Acha tidak hanya memberikan kejutan bagi penonton, tetapi ia sendiri mendapat kejutan dalam proses syuting film ini. Salah satunya adalah melakukan beberapa kali adegan bungee jumping, meski hanya skala kecil. Menariknya, ia baru pertama kali melakukannya. “Saya bukan jenis orang yang suka berpetualang. Bungee jumping di film ini juga jadi lebih menakutkan karena peralatan keamanannya tidak selengkap yang biasanya. Namun, saya harus mencoba karena itu bagian dari peran yang harus saya selami. Kalau bukan karena main film, saya belum tentu bakal coba. Saya tetap senang karena dapat kesempatan ini dan ternyata saya selamat.” ujarnya diikuti tawa.
Jika melihat dari film-film yang pernah ia mainkan, hampir semuanya film drama atau drama-komedi. “Sebagai aktor, ada peristiwa yang memang pernah kita alami. Namun, ada juga situasi yang belum pernah kita rasakan. Itu yang kadang-kadang harus learning by doing atau kita imajinasikan saja. Sepertinya saya lebih banyak main di film bertema cinta, mungkin karena saya bisa menciptakan ekspresi atau mimik yang lebih luas. Mungkin karena ada pengalaman pacaran, patah hati, dan sebagainya, jadi saya cenderung bisa nyambungdengan cerita-cerita cinta ini.” Untuk tahun 2014 ini, ada sepuluh naskah film yang masuk untuk Acha. Namun, ia hanya menerima lima film dengan pertimbangan cerita filmnya sekaligus waktu yang tersedia. Apa tidak bosan main di film-film cinta terus? “Nggak, sih. Saya suka sekali akting, jadi nggak bosan. Di mata saya, semua peran pasti menantang.” Jawab aktris yang juga penyanyi ini.