Film Pengejar Angin (PA) menjadi debut Hestu Saputra sebagai sutradara. Sebelumnya, ia sudah banyak bekerja sebagai asisten sutradara dalam film-film Hanung Bramantyo. Tidak heran, karena ia merupakan lulusan angkatan pertama workshop Dapur Film yang dinaungi Hanung, pada tahun 2007. "Saya kebetulan empat tahun menjadi asisten Mas Hanung. Mas Hanung yang selalu mendorong saya dengan memancing pertanyaan: kamu kapan mau bikin film? Ini sudah saatnya. Cara dia juga unik. Pada film-film sebelum ini, saya sering sengaja ditinggal Mas Hanung, biar saya berani menyutradarai, ikut mengarahkan. Mau tidak mau saya harus ambil alih." Untungnya setiap produksi selalu dengan tim yang hampir sama, jadi Hestu terbiasa bekerja dengan tim tersebut.
Walaupun nama Hanung Bramantyo pada awalnya lebih identik dengan film ini, tetapi Hestu tidak merasa khawatir akan menjadi bayang-bayang Hanung. "Awalnya sempat merasa begitu. Namun, saya sudah latihan dari beberapa film sebelumnya. Termasuk merencanakan adegan. Karena sudah diberitahu bahwa akan ada nama Mas Hanung, maka saya harus seperti Mas Hanung (dalam membuat pengadeganan), tidak seperti yang lain. Jadi pas di film ini ya sudah aman-aman saja, rasa-rasa seperti itu sudah tidak ada. Lagi pula konsep sudah ada, jadi tinggal menjalaninya dan mungkin pada dasarnya tidak jauh berbeda karena saya memang lahirnya dari Mas Hanung." ujar pria asal Yogya ini.
Untuk film PA, Hestu mengakui bahwa tidak ada bedanya membuat film ini, yang disponsori oleh Pemerintah Daerah Sumatra Selatan (Pemda Sumsel), dibanding film-film lainnya. "Tidak ada bedanya. Kerja sama itu sudah beres sebelum syuting, jadi tinggal menjalankan. Masalah ruang kreativitas, ya kita menjalankan apa yang jadi tanggung jawab kita dan apa yang jadi tanggung jawab pemerintah. Untungnya mereka memberikan kebebasan untuk ruang kreatif ini, tidak ada batasan sama sekali." ujarnya menjelaskan.
Hal senada disampaikan Hanung pada konferensi pers. Ia mengatakan ada empat hal yang diminta Pemda Sumsel terhadap film ini: menggambarkan Sumatra Selatan, kebijakan sekolah dan pemeriksaan kesehatan gratis, penggiatan olahraga, serta Palembang sebagai tempat untuk perhelatan SEA Games. Namun bentuk penggambarannya seperti apa, diberikan sepenuhnya kepada pembuat film.
Untuk ke depannya, Hestu masih akan tetap berproduksi di bawah arahan dan naungan Hanung. Namun, ia tetap akan terbuka dengan tawaran yang ada. "Untuk film-film besar, saya akan tetap belajar dari Mas Hanung. Beliau itu biasanya akan berbeda di setiap film. Jadi, setiap terlibat membuat film dengan dia, ya saya dapat ilmu baru dan tidak ada habis-habisnya. Jika ada tawaran dari luar pun tidak masalah." jawabnya.