Dibuatnya sekuel film Arisan!mau tidak mau menyeret nama Tora Sudiro. Perannya sebagai Sakti, salah satu tokoh utama Arisan!, dilanjutkan bersama empat tokoh utama lainnya yang diperankan Cut Mini, Aida Nurmala, Rachel Maryam, dan Surya Saputra. "Nggak susah membangun ikatannya lagi. Cuma karena saya satu-satunya yang tidak ikut bermain di serial televisi, sempat lupa juga karakter Sakti seperti apa. Jadi, nonton lagi film yang pertama dan membayangkan kira-kira kehidupannya setelah delapan tahun akan seperti apa," ceritanya.
Tora juga merasa terbantu dengan para pemeran lainnya, yang menurutnya sangat terbuka saat berperan. "Terbuka dalam artian bukan mengajak adu akting, melainkan membangun sebuah adegan bersama-sama," jelasnya. Keintiman relasinya dengan Surya pun tidak sulit ia bangun di film ini. "Yah, rayu-merayunya sudah dapatlah dari yang sebelumnya." jelasnya dibarengi tawa.
Dilihat dari jenjang karir Tora sebagai aktor, peran-peran yang dimainkannya cukup variatif. Sebagai pria homoseksual di Arisan!, peran yang cukup serius di Banyu Biru, sebagai anak Naga Bonar di Nagabonar Jadi 2, lalu menjadi pemeran utama dalam film-film komedi seperti D’Bijis, Quickie Express, Tri Mas Getir, Namaku Dick, dan yang terakhir Perempuan-Perempuan Liar. Tora memiliki alasan untuk pilihan peran-perannya yang beragam. "Orang kalau membuat film kan berarti mengeluarkan uang dan berharap uangnya bisa kembali lagi. Jadi ya saya mau membantu saja. Film-film yang walaupun tidak laku di kota, tapi bisa laku di daerah-daerah, sedangkan dari mereka banyak yang lebih suka komedi." ujarnya.
Selain itu, tokoh lucu dalam film komedi juga lebih dekat dengan karakternya sehari-hari. Walaupun begitu, Tora juga menemukan titik jenuhnya. "Ya, ada bosannya. Makanya saya main di Arisan! 2ini dan juga di film pendek terbaru yang disutradari Ine Febriyanti, yang membuat saya merasa, 'Wah, sudah lama juga ya tidak main seperti ini.' Makanya saya lagi mencoba main di film-film seperti itu." Walaupun begitu, ternyata ia menemukan tantangan tersendiri soal ini. "Semua orang terbiasa melihat saya di film-film komedi, jadi saya harus meyakinkan mereka ketika dalam peran serius. Terkadang orang baru melihat saya saja sudah tertawa."
Tora sempat menulis naskah komedi sebagai proyek selanjutnya, tetapi ia masih belum tahu bagaimana harus melanjutkan proyeknya ini. "Saya kasih lihat Teteh (Nia Dinata), dia cuma tertawa." ceritanya sambil tertawa. Sedangkan bicara soal penghargaan, dia menganggap penghargaan hanya sebagai bonus, yang penting adalah ia bisa menghibur penonton. "Saya tidak mengejar mendapat penghargaan tertentu. Ya, saya mau main film karena memang saya suka main film. Itu saja."