Sinopsis

Gunadi, pemuda Klaten yang baru kawin setahun terbius oleh gerakan perlawanan di tahun 1930-an. Ia tinggalkan istrinya yang menjadi guru, dan bergabung dengan kelompok pergerakan bawah tanah dengan mencetak selebaran-selebaran gelap. Di percetakan yang merangkap panggung hiburan, ia berkenalan dengan Ining. Ining tampak jatuh hati pada Gunadi. Tidak jelas bagaimana sikap Gunadi. Yang jelas ia kemudian bentrok dengan kelompoknya, karena tidak bisa mengendalikan diri saat sahabatnya dan adik Ining mati ditembak Belanda ketika memboncengkan dirinya dengan sepeda motor. Peristiwa inilah yang terus menghantuinya hingga sering dia bertindak nekad. Dan dendam itu pula yang membuat dia berusaha mendekati komisaris polisi yang dianggapnya mendalangi kematian sahabatnya itu.

Lewat Ining yang juga ingin membunuh komisaris itu dengan menjadi gundiknya, Gunadi diterima jadi sopir, hingga Gunadi bisa menembak mati sang komisaris. Sementara kawan-kawan sepergerakan yang terus mencurigai Gunadi, justru menembak lelaki yang digambarkan sebagai peragu juga itu. Maka terlontarlah teriakan Ining yang bisa juga dianggap suara sutradara: betapa picik dan kerdil semua mereka itu.

Catatan

Kopi 35 mm/ VHS judul ini dapat diakses dari Koleksi Sinematek Indonesia.