Sinopsis

Topaz, guru miskin tapi sangat jujur dan lurus. Itu harga mati, apalagi muridnya sangat terpesona bila dia mengajar budi pekerti. Harga kejujuran itu yang ditawar terus. Pertama-tama oleh kepala sekolahnya, Mursalin, yang menganggap pendidikan sebagai jual-beli. Bentrokan akhirnya tak tertahankan. Topaz dipecat, ketika seorang orang tua murid memprotes raport anaknya yang semuanya merah, sementara Mursalin menginginkan angka itu diperbaiki. Topaz lalu jatuh ke pelukan buaya lain: Inge Rosa, yang anaknya murid les privat Topaz, dan dia sendiri adalah peliharaan Kunto, pengusaha yang hidup dari kongkalikong dengan pejabat pemerintah. Topaz dijadikan boneka dalam perusahaan Kunto. Setelah setahun Topaz berhasil mengetahui seluruh seluk-beluk permainan, dan dia berubah menjadi pengusaha sungguhan dengan jalan yang lebih sah, sementara mempersiapkan diri menghadapi Kunto-Inge. Ketika konflik terjadi, Topaz sudah siap segalanya, hingga Kunto tak bisa berbuat apa-apa. Tantangan ke pengadilan dilayaninya. Inge sendiri merasa rontok, tapi Topaz membutuhkannya. Rasa cintanya sudah tumbuh terhadap Inge. Tiba-tiba di pelataran perusahaan, murid-muridnya menyanyikan lagu "Sang Guru", yang isinya mengingatkan pelajaran budi pekerti. Sementara sebuah suara mengakhiri film: Topaz telah menemukan dirinya, nuraninya dan tempatnya di tengah murid-muridnya.

Sebuah kisah yang lengkap mengenai permasalahan sosial yang laten dan seolah tak bisa diputus mata rantainya. Maksud awal dari kisah ini sebenarnya sebuah komedi, tapi jadinya sebuah drama. Sebuah kesempatan yang bagus sekali telah lewat. Baik dicatat juga bahwa lagu penutup di atas, boleh dikata sebuah lagu pujian untuk guru yang sangat indah, baik lagu maupun liriknya.

Catatan

Adaptasi dari novel "Topaz Sang Guru". Novel itu sendiri merupakan adaptasi dari "Topaze" karya Marcel Pagnol dari Prancis.