Raden Mas Said
Sutradara
Penata gambar
Sinopsis

Raden Mas Said, putra sulung Tumenggung Wilarikta di bawah Kerajaan Majapahit yang berkuasa di wilayah Tuban, melihat sekeluarga miskin yang menderita busung lapar. Ia merasa sangat prihatin dan hati nuraninya tergugah untuk menolong. Kemudian ia mencoba secara diam-diam mengambil makanan dari lumbung orang tuanya. Perbuatan itu tidak disetujui orang tuanya, bahkan ia dihukum sekap di gudang makanan itu. Sejak kejadian itu, RM Said yang tumbuh dewasa tidak betah tinggal di rumah. Ia berkelana dari daerah satu ke daerah lainnya. Dari sanalah ia tahu betapa banyak penyelewengan dan kesewenang-wenangan para lurah yang munafik. Mereka selalu mengkambing-hitamkan Tumenggung untuk menutupi kejahatannya. Atas laporan RM Said, ayahnya kemudian sadar. Tetapi kemudian ia dianggap sebagai sumber fitnah. Dalam kelananya, kemudian ia bertemu dengan Sunan Bonang yang banyak mencurahkan ilmunya kepada RM Said. Ia pun kemudian melakukan tapa di pinggir kali. Berkat ketabahannya menghadapi berbagai cobaan, RM Said mendapatkan "Nur" (kekuatan) dari Ilahi. Kemudian ia diangkat menjadi Wali yang terkenal dalam deretan nama Sembilan Wali (Wali Sanga) dengan nama Sunan Kalijaga.

Catatan

Legenda ini cukup terkenal, terutama bagi masyarakat Jawa. Film terlaris II di Jakarta, 1984, dengan 575.631 penonton, menurut data Perfin.Kopi 35 mm judul ini dapat diakses dari Koleksi Sinematek Indonesia.