Artikel

Pada awalnya saya termasuk orang yang tidak percaya pada film sebagai media kesenian. Dibandingkan dengan sastra,teater, atau musik, rasanya film hanyalah pabrik hiburan tempat orang melupakan hidup kesehariannya, bukan tempat orang berkaca dan mendapatkan ilham untuk mengarungi kehidupan. Pendapat ini agak sok dan naif. Belakangan saya tahu bahwa film memiliki fungsi dan tujuan yang sangat beragam.
Sosok Nya Abbas Akup dan pendapatnya mengenai kualitas film Indonesia pada masa itu (1970-an).
Sikap Marini dalam berkarir, baik sebagai pemeran film maupun penyanyi, dan waktu yang selalu ia sediakan untuk keluarga.
Kumpulkan pendapat-pendapat mengenai film, maka hasilnya akan berkisar di antara dua kutub. Kutub kesenian di satu sisi dan kutub dagang di sisi lain.
Perjalanan karir Sukarno M Noor dan situasi yang dihadapinya ketika ia menjabat sebagai Ketua Parfi.
Semua orang sudah tahu bahwa industri film melibatkan uang puluhan sampai ratusan juta rupiah jumlahnya. Semua juga sudah tahu bahwa bentuk ‘kesenian’ ini menikmati popularitas dan kemungkinan jangkauan yang lebih luas ketimbang teater atau lukisan. [...] Salah satu yang punya minat adalah wartawan.
Kumpulan cuplikan wawancara dengan Teguh Karya yang menggambarkan sudut pandangnya terhadap definisi 'orang film'.
Menonton film terbaru Ami Prijono berjudul Kenangan Desember orang bisa terkesima. Lebih-lebih bila orang menyaksikan bagian awal penataan gambar, penataan cahaya, pemilihan warna yang semuanya rapi, yang berhasil menyajikan dan sekaligus menjanjikan suasana misterius.
Perbincangan dengan Asrul Sani tentang gagasan dalam bidang kesenian, dan masalah-masalah yang tengah dihadapi pada masa itu (1985, red).
Film-film Warkop Prambors rata-rata sukses secara komersial, meskipun tidak berarti jenis yang laku harus begitu. Rata-rata susunan cerita yang dibangun cukup sederhana, selain berkesan dangkal. Belum lagi soal daya akting yang memerlukan kemampuan khusus, mengingat sifat perekaman film yang terputus-putus.