JB Kristanto

JB Kristanto bertempat tinggal di Jakarta. Pembuat buku Katalog Film Indonesia, selain pernah menjadi jurnalis Harian Kompas, Anggota Dewan Juri FFI, juga dikenal sebagai pemerhati industri film Indonesia. Penerima Satyalencana Kebudayaan 2012.

Direksi Omega Ajay Fulwani yang tak lain adalah kemenakan dari Haris Lesmana, salah satu bos besar di Grup 21. Fakta kedua, Ajay sudah lama bekerja di Grup 21, milik sang paman.
Pertanyaannya: bagaimana penyelesaian pembayaran kewajiban pada negara sebesar Rp. 250 miliar yang sudah jatuh tempo sejak 12 Maret 2011 lalu?
Film tidak sekadar menjadi produk romantisme atau reproduksi realitas seperti media massa cetak dan elektronik, tapi seharusnya bisa menjadi sumber inspirasi.
Festival Film Pelajar Indonesia II menghasilkan pemenang-pemenang dalam beberapa kategori. Pemenang datang dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Tarif spesifik BM per menit Rp 20.000 terlalu rendah, tidak wajar dan tidak berdasarkan suatu nilai film yang wajar dan data yang akurat serta dapat dipertanggungjawabkan, sehingga harus ditolak serta dikoreksi.
Penata artistik senior Iri Supit meninggal pada tanggal 17 Juni 2011 di Jakarta. Hati Merdeka (Merah Putih III) merupakan film terakhirnya sebelum meninggal dunia.
Berdasarkan cara bertuturnya dan relasi elemen-elemen di dalamnya, Hope terlihat seperti sebuah ensiklopedia tentang harapan di Indonesia. (Resensi film Hope (2010), Std: Andibachtiar Yusuf, Prod: Bogalakon Pictures)
Dunia film Indonesia belum pernah kukuh berdiri pada kakinya sendiri. Dia selalu berada dalam buaian dukungan pemerintah. Maka ketika dukungan dilepaskan, tertatih-tatih pulalah jalan mereka.
Noorca Massardi mengeluarkan pernyataan tertulis yang memicu perdebatan mengenai situasi impor film di Indonesia saat ini. Pernyataan ini kami kutipkan sebagaimana terbit.
Perkembangan terbaru mengenai isu impor film di Indonesia dengan tampilnya importir baru dan kompromi tarif bea masuk yang justru menambah kisruh.
Perjalanan beberapa pemeran film Indonesia yang berhasil mencapai posisi terbaik karena pemilihan peran yang tepat.
Sengketa pajak royalti film impor menimbulkan banyak laporan, tulisan, komentar, kolom yang tidak ikut menjernihkan persoalan. Yang paling penting adalah: apakah peraturan perpajakan kita sudah benar dan dilaksanakan dengan baik?
Ada kekisruhan yang entah disengaja atau tidak dalam polemik tentang pajak impor film beberapa hari belakangan ini. Kenapa importir film, pengusaha bioskop Grup 21, dan perwakilan MPA (Motion Pictures Association yang mewakili studio-studio besar AS), meributkan hal yang sudah lazim berlaku ini?
Ketegangan yang terjadi antara dunia film dan masyarakat sebenarnya lebih tepat dikatakan dengan sebagian masyarakat yang merasa wajib menjadi “penjaga moral keluhuran nilai-nilai subversi-nasionalisme-politik” dan sebagainya.
Jumlah penonton menurun drastis, hingga tidak ada satu pun produser yang berani menayangkan filmnya selama bulan puasa ini. Peristiwa pertama sepanjang sejarah. Film nasionalis seri Merah Putih yang berjudul Darah Garuda pun memilih penayangan pada tanggal sekitar lebaran mendatang, sebuah tanggal yang sudah menjadi tradisi untuk “panen” penonton.