Sinopsis

Keunikan film ini adalah dalam struktur penceritaannya. Ia memparalelkan masa lalu tokoh utamanya dengan masa kininya, hingga masa lalu seolah jadi bagian masa kini, bukan lagi sekadar flashback.

Adjeng (Titi Sjuman), penulis cerita anak-anak yang ingin jadi penulis "betulan", menyimpan banyak luka dari masa kecilnya. Ibunya (Henidar Amroe), sosok yang mendominasi Adjeng, karena ingin agar anaknya tidak menjalani hidup seperti dirinya. Justru hal itu yang terjadi. Adjeng jadi simpanan seorang bos (Joko Anwar), sambil pacaran dengan penulis yang telah beristri, Asmoro (Ray Sahetapy). Si bos dimanfaatkan sebagai penunjang biaya hidupnya, sedang Asmoro dijadikan mentor dalam mengembangkan kepenulisannya.

Tumbuh dengan luka masa lalu, Adjeng seolah memiliki kepribadian ganda: anak manis di depan ibu, liar di belakangnya. Menulis menjadi terapi baginya. Perlahan-lahan ia menemukan dirinya, tapi hal ini membuat hubungan dengan orang-orang dekatnya berantakan.

Catatan

Film pertama Djenar Maesa Ayu. Skenario disusun berdasar dua cerita pendeknya: "Lintah" dan "Melukis Jendela". Dibuat dan ditayangkan di bioskop dalam format digital.[Tambahan - 29 Mei 2013]Pencarian dana produksi film ini berkali-kali gagal. Akhirnya tim produksi dapat mengumpulkan Rp 700 juta. Pengambilan gambar film ini berlangsung selama 19 hari. (Sumber: Majalah Tempo, No. 19/IX/12 Januari 2009)