Katalog Opera Jakarta
Produser: J Adisubrata, Th A Budi Susilo
Pemeran: A Nugraha, Deddy Mizwar, Ray Sahetapy, Mathias Muchus, Zoraya Perucha, Rano Karno, Dewi Yull
Klinem pulang ke Bekonang, Solo, untuk menyerahkan bayinya pada neneknya dan pergi lagi. Bayi itu diberi nama Joko oleh sang nenek, dan dibesarkannya tanpa tahu siapa ibunya. Joko sudah menunjukkan kegemarannya bertinju dan jadi pemimpin kawan sebayanya.
Adegan lalu pindah ke Jakarta sekian tahun kemudian. Keluarga Yonosiswoyo yang otoriter di rumah kebingungan, karena Rum, yang akan menikah sore harinya, minggat tanpa ada yang tahu. Pamannya, Tony Yonokuswono, seorang jenderal beristri dua (yang muda seorang bintang film agak kampungan), pergi mencari disertai istri tuanya dan adik Rum.
Maka film berjalan bolak-balik. Kisah tentang Rum yang punya banyak pacar, dan kemudian kecantol Yoko alias Joko, petinju populer tapi liar sikap hidupnya, saat dia harus mewawancarainya untuk sebuah tulisan di penerbitan tempat Rum bekerja. Rum tertarik karena keliarannya itu, apalagi setelah tahu latar belakang gelap Yoko waktu kecil, yang menderita sampai akhirnya tertolong karena kepandaiannya bertinju. Ketika merasa hidupnya sedikit sukses, Yoko pulang kampung tapi menjumpai neneknya meninggal dalam arus deras Bengawan Solo.
Yoko ke Jakarta, jadi tokoh populer dan lambang pembangkang dan anti kemapanan bagi anak-anak muda. Karena posisinya ini maka aparat keamanan melibatkan diri. Sebagai anggota aparat keamanan, Tony tidak bisa mengerti psikologi Yoko ini, meski istri tuanya mengingatkan bahwa Yoko itu persis seperti dirinya di waktu muda. Berbagai usaha dilakukan oleh banyak pihak untuk menjatuhkan Yoko. Dituduh dalang kerusuhan sosial, dan terakhir sekali dituduh memperkosa. Ia berhasil membuktikan diri bersih. Ke sidang pengadilan inilah Rum diam-diam meninggalkan persiapan perkawinannya. Ke tempat ini pula akhirnya Tony datang.
Kisah kemudian berjalan maju. Rum pulang dan bersiap menghadapi upacara pernikahannya dengan Santoso, yang dijodohkan orang tuanya, tapi tak dicintainya. Di tengah upacara, segerombolan pemuda bak teroris mengacau upacara. Pengantin disandera. Mereka minta Yoko didatangkan. Kepentingan mereka: menghindarkan Yoko dari pertandingan malam harinya yang akan dijadikan ladang pembantaian untuk menghancurkan reputasi Yoko. Kepentingan keamanan tampaknya turut bermain juga dalam hal ini, di samping kepentingan bisnis kelompok lain. Teror berhasil digagalkan oleh Tony, para teroris terbunuh.
Pemimpinnya ternyata Himan, adik kandung Rum, yang seperti Rum selalu membangkang pada ayahnya yang otoriter. Peristiwa ini membuat Yoko nekat menghadapi petinju Korea yang dihadapinya dan bertinju habis-habisan. Menang. Keesokannya Rum menemuinya dan menyatakan akan kawin dengan Demas, rekan sekantornya yang diam-diam mencintainya. Yoko minta silet. Rambutnya dicukur acak-acakan. Diziarahinya kuburan Himan dan ditaruhnya sarung tinjunya di nisan kuburan itu.
Titi Nginung adalah nama samaran Arswendo Atmowiloto. Novel ini pertama kali dimuat secara bersambung di harian Kompas. Film terakhir Sjuman Djaya, yang meninggal saat film ini hampir selesai pembuatannya.Kopi 35 mm / VCD / DVD judul ini dapat diakses dari Koleksi Sinematek Indonesia. Kopi 35 mm judul ini dapat diakses dari Koleksi Sinematek Indonesia.