Sinopsis

Meski ditentang keluarganya, Krismanto akhirnya menikah juga dengan Istia. Perbedaan latar belakang suami-istri yang cukup lebar, membuat jalannya perkawinan tersendat-sendat, apalagi ibu dan adik-adik Kris selalu campur tangan pada keluarga muda ini. (Adegan campur tangan dan teror ini disuguhkan secara "intercut" seolah sebuah sorot balik dalam warna sepia. Dan adegan demikian terus-menerus tampil sepanjang film, saat dibutuhkan.)

Istia yang menyabar-nyabarkan diri, akhirnya tak tahan, ketika tahu Kris sering main gila dengan perempuan lain. Ia tak bisa cerai, karena Kris tak mau. Ia tak mau melayani suaminya lagi. Hidupnya diabdikan untuk membesarkan Dina dan bekerja sosial, mengajar menjahit di sebuah panti yatim-piatu. Di sinilah ia berjumpa dengan Bahar, perjaka cukup umur yang belum juga kawin, yang satu selera dan idealisme. Hidup membujangnya ini ternyata karena ia menderita leukemia. Ketika akhirnya Bahar meninggal, Istia berkeras pisah dari suaminya.

Catatan

Kopi 35 mm judul ini dapat diakses dari Koleksi Sinematek Indonesia.