Katalog Seputih Hatinya Semerah Bibirnya
Produser: A Sugijanto, Njoo Han Siang, Hendrick Gozali
Pemeran: Menzano, Marlia Hardi, Frans Tumbuan, August Melasz, Christine Hakim
Film diawali dengan gaya yang sangat realistis. Hal ini tampak mencolok dari tampilnya suara-suara lingkungan. Bapak dan Ibu Pahala Simbolon sangat senang dengan makan bersama anak cucunya yang tidak tinggal di rumah lagi. Rumah itu memang hanya dihuni bapak-ibu dan Bungalan. Rasa waswas nampak pada ibu, karena anak bungsunya Binsar tak muncul. Ia sungkan bertemu dengan keluarga, karena harus kawin terburu-buru akibat pacarnya hamil duluan. Ibu dan bapak seperti sukar menyelesaikan masalah ini, sementara Groga, anak kedua paling dominan karena keberhasilannya sebagai pengusaha bersikap keras. Bungalan yang jadi penengah. Celakanya, terhadap Bungalan sendiri ibu juga waswas. Ibu takut ditinggal bila Bungalan kawin. Rumah jadi sepi tanpa anak.
Lalu masih ada beberapa masalah lagi. Separuh film dihabiskan untuk belat-belit masalah keluarga yang sebenarnya menarik ini, tapi karena banyaknya masalah maka dia tampil pendek-pendek dan sukar ditebak ke arah mana film beranjak. Pilihan sutradara: melanjutkan masalah ibu yang sakit-sakitan.
Bungalan, mahasiswa psikologi, menebak bahwa penyakit ibunya itu lebih bersifat psikis. Dalam hal ini ia dibantu pacarnya, Radityo. Maka berangkatlah mereka ke tanah Batak, tempat kehidupan mereka berawal. Ibu mulai membongkar masa lalunya, seakan hendak membongkar bawah sadarnya untuk menjadi sembuh.
Kopi 35 mm judul ini dapat diakses dari Koleksi Sinematek Indonesia