Katalog Kerikil-Kerikil Tajam

0
Penata musik
Penata artistik
Sinopsis

Mungkin ini film Sjuman Djaya yang paling langsung memasalahkan kebobrokan moral dan sosial akibat pembangunan yang berlangsung pesat. Sebuah akibat yang tidak hanya terjadi di kota, tapi sudah menyentuh pelosok desa, karena masuknya listrik dan televisi. Gambar-gambar awal sudah menyiratkan itu: sebuah desa yang tenang dan gemuruh tiang pancang ditancapkan. Yang menarik juga adalah gaya bercerita Sjuman kali ini. Ia menggunakan sebuah bangunan cerita "kuno": karakter hitam-putih, dan kebetulan yang terus terjadi. Gaya ini dimaksud untuk menunjukkan betapa nasib tidak memihak orang kecil.

Nasib yang tak baik itu menimpa Retno, Inten, dan Ganjar, remaja sebuah desa di Cilacap, Jawa Tengah. Ganjar-Retno yang sudah sepakat akan menikah setelah Retno lulus SMA, terpaksa gagal. Gatot, kakak Ganjar, ketahuan memalsu semen. Ia agaknya sudah terasuki mental korup di desanya, seperti tampak dari gugatan rakyat terhadap televisi hitam-putih yang dipasang untuk umum. Mereka beranggapan televisi itu seharusnya berwarna.

Ketika Retno dan Inten memutuskan mencari kerja, mereka masuk perangkap pemuda kaya desa itu, Joko, yang bekerja pada sebuah pendiri pabrik di desa itu. Retno yang tahu akan diumpankan lalu lari. Ia sampai di Purwokerto. Di sinipun ia mengalami nasib serupa. Maka sampailah Retno-Inten di Jakarta.

Sambutan Jakarta: mereka digaruk polisi dan dimasukkan panti rehabilitasi tuna susila. Nasib buruk terus menimpa. Selepas dari panti, ia hendak digagahi oleh tuan rumah yang mempekerjakannya sebagai pembantu. Lari lagi, jumpa dengan tukang potret, yang memberi nasehat bahwa uang dan kekuasaan yang penting di Jakarta. Lewat tukang potret ini, Retno dan Inten bekerja di sebuah pabrik. Maka muncullah persoalan tenaga kerja wanita yang diperlakukan secara tak adil. Retno yang tampil membela, harus mengalami nasib sial lagi. Dan tampil pula seorang pengacara idealis, yang di rumahnya memberi ruang pada mereka yang bernasib buruk. Sementara Gandjar yang sebetulnya satu kereta dengan Retno-Inten saat berangkat ke Jakarta, tapi saling tak tahu, terus berusaha mencari kekasihnya. Ia jadi sopir keluarga Waty, yang bersimpati padanya. Jalan yang berliku akhirnya mempertemukan Ganjar, Retno, dan Inten.

Catatan

Kopi 35 mm judul ini dapat diakses dari Koleksi Sinematek Indonesia.