Sinopsis

Ponirah dianggap sebagai anak pembawa sial. Ibunya meninggal ketika melahirkannya. Kemudian kakaknya, Permadi, juga tewas tertabrak truk ketika memboncengkan Ponirah cilik dengan sepeda. Nyaris Ponirah ditikam dengan keris oleh ayahnya, Jabarudi yang kalap. Trindil, pelayan yang setia, melarikannya. Sejak saat itu Trindil mengasuh Ponirah sebagai anak sendiri. Trindil sempat menjadi penari ronggeng, bahkan menjual tubuhnya dengan menghuni kompleks pelacuran di daerah Yogyakarta, demi menghidupi Ponirah.

Saat Ponirah dewasa dan duduk di bangku SLA, guru baru Guritno sangat memperhatikannya. Ponirah merasa dimata-matai oleh Guritno yang sebenarnya adalah pamannya sendiri, yang mengemban tugas dari mendiang Jabarudi, untuk mencari Ponirah. Kesalahpahaman membuat Ponirah meninggalkan Trindil untuk mengikuti pemuda Jarkasi ke Jakarta. Trindil putus asa lalu nekat gantung diri. Jarkasi sebenarnya bukan pemuda baik-baik, ia hanya calo pencari wanita muda ke daerah untuk dijadikan wanita penghibur di ibu kota, tapi Jarkasi benar-benar jatuh cinta terhadap Ponirah. Sebaliknya, Ponirah menyatakan tekadnya untuk menjadi wanita penghibur termahal. Jarkasi tak berdaya menghadapi tekad Ponirah.

Sang boss, Franky Darling, tetap ingin menjemput Ponirah. Sementara itu Guritno terus mencari dan sempat bertemu Jarkasi. Saat Guritno mendahului menyerbu masuk ke dalam rumah, malah menjadi korban tikaman gunting Ponirah, yang sebenarnya berniat membunuh Franky. Jarkasi mengaku dialah yang membunuh Guritno. Penyelidikan polisi akhirnya membongkar apa yang sebenarnya terjadi. Ponirah terpidana, dengan membawa bekal cinta murni Jarkasi.

Catatan

Kopi 35 mm / VHS judul ini dapat diakses dari Koleksi Sinematek Indonesia.