Artikel

Ke depan bisa diprediksi bahwa bioskop digital akan menjadi standar. Namun, masih banyak kendala yang menghambat konversi digital ini, terutama di Indonesia. Faktor utamanya adalah finansial.
Mungkin kekurangan saya adalah less productive, tapi kelebihan saya adalah keleluasaan memilih apa yang mau saya bikin. Namun, saya juga mau produktif karena terlalu banyak hal di kepala yang mau dijadikan film, yang mau dibagi.
Euphoria tayang mulai tanggal 23 September di bioskop alternatif Kineforum Dewan Kesenian Jakarta. Film garapan Pandu Birantoro, lulusan Vancouver Film School, Kanada, ini bercerita tentang empat tokoh yang terlibat dalam produksi pertunjukan teater.
Saat ini, nama Nayato Fio Nuala beredar sebagai sutradara paling produktif di industri film nasional. Sampai September 2011, sudah ada sembilan film yang dirilis. Sepanjang kariernya sejak 2003, Nayato sudah memproduksi 50 film.
Selama ini ia lebih dikenal sebagai putra pertama dari Ovi, gitaris band /rif. Tak heran jika ia bisa ditawari bermain dalam film ini. Gayanya sehari-hari sesuai dengan perannya di film sebagai seorang anak muda, pemain band rock, dengan tampilan yang urakan dan bertato.
Saya mulai tertarik dan mencoba dengan konsep bahwa saya harus konsisten dengan warna saya sendiri sehingga orang bisa bilang, “Oh, ini filmnya Wanna B. Ini Wanna B banget.”
Jumlah layar film Lebaran tahun ini menunjukkan bahwa film Indonesia bisa menjadi tuan di rumah sendiri. Masalahnya, jumlah layar baru satu cerita. Masih ada cerita lain yang belum terkuak, yakni bagaimana film-film Lebaran tahun ini terancam tak ada yang balik modal.
"Semua aspek mencakup produksi, pasar, distribusi dan marketing. Kita akan garap secara keseluruhan. Sekarang ini yang lebih banyak disinggung adalah ekonomi perfilman. Sistem harus kita lihat secara utuh, untuk dalam negeri dan luar negeri." - Drs. Syamsul Lussa, MA
Perubahan paling mencolok pada FFI 2011 adalah digantinya Komite Seleksi menjadi Komite Nominasi, yang terdiri dari para karyawan film yang langsung memilih lima unggulan untuk masing-masing bidang. Dewan Juri akan memilih satu pemenang dari unggulan-unggulan tadi.
Konflik batin itu dengan mudah bisa dituliskan di dalam novel, tetapi sulit divisualkan dalam film. Maka harus ditambahkan beberapa adegan yang menggambarkan bagaimana karakter Hamid dan Zainab merasakan suka cita, berjuang untuk bersatu, dan kesedihan mereka.