Film pendek fiksi Sepatu Baru, dokumenter Akar, dan animasi Kitik meraih Film Pendek Terbaik pilihan juri utama pada tiga kategori kompetisi XXI Short Film Festival 2014. Pengumuman ini berlangsung pada Minggu, 16 Maret 2014 di Studio 1 Epicentrum XXI Kuningan, sekaligus menutup perhelatan festival film yang dimulai sejak 12 Maret tersebut. Acara penghargaan tersebut dihadiri Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parenkraf) Mari Elka Pangestu beserta jajaran Kementrian Parenkraf lainnya, juga perkenalan Badan Perfilman Indonesia (BPI) yang diwakili Ketua Alex Komang bersama pengurus BPI lainnya.
Sepatu Baru karya Aditya Ahmad dari Makassar dinilai juri (Hanung Bramantyo, Sheila Timothy, Lukman Sardi) berhasil disajikan secara utuh baik dari tema, sinematografi, dan pengadeganan. Film yang sebelumnya mendapat Special Mention Generation Kplus pada Berlinale Film Festival 2014 ini dinilai mampu mengangkat tema yang dianggap tidak penting menjadi penting, sehingga menawarkan sesuatu yang segar. Film ini juga meraih Film Pendek Fiksi Naratif Pilihan Media.
Dokumenter Akar membawa nama Amelia Hapsari kembali menjadi pemenang XXI Short Film Festival. Tahun 2013, Amelia Hapsari juga menang di kategori yang sama lewat dokumenter Jadi Jagoan ala Ahok yang disutradarainya bersama (Alm.) Chandra Tanzil. Juri yang terdiri dari Abduh Aziz, Riri Riza, dan Mandy Marahimin menilai film Akar bertutur secara bersahaja dan personal tentang isu yang sebenarnya kompleks. Tanpa menggurui, film tersebut dianggap memberi sumbangan untuk memahami kultur satu etnis di Indonesia. Akar juga mendapat Special Mention kategori dokumenter Pilihan Media.
Kitik, animasi karya Ardhira Anugrah Putra dari Jakarta, juga meraih dua penghargaan: Film Pendek Animasi Terbaik pilihan juri utama dan Pilihan Media. Penilaian juri kurang lebih sama, kekuatan Kitik terletak pada konten lokal yang diangkat dalam cerita, gambar, maupun cara bertutur. Candra Endroputro, Gotot Prakosa, dan Wahyu Aditya sebagai juri utama menambahkan bahwa Kitik memiliki ciri khas karakter dan desain produksi yang membedakannya dari animasi lain. Para juri juga memberikan Special Mention untuk animasi Asiaraya karya Anka Atmawijaya Adinegara dari Jakarta.
Selain tiga film di atas, juri media yang terdiri dari Leila S. Chudori, Lisa Siregar, Witra Asliga, Amir Syarif Siregar, dan Bobby Batara memberikan penghargaan Film Pendek Dokumenter Pilihan Media kepada film Selamat Tinggal Sekolahku karya Ucu Agustin dari Jakarta. Film ini dinilai mampu membuat isu yang belum familiar menjadi layak diperhatikan karena pembuat film berhasil menjadikannya dekat dengan publik dan treatment positifnya terhadap subjek. Sedangkan, film fiksi Horison karya Samuel Ruby yang diproduksi di Singapura meraih Film Pendek Favorit Pilihan Penonton.
XXI Short Film Festival 2014 juga melibatkan asosiasi pekerja film Indonesia yang tergabung dalam IMPAS (Indonesian Motion Pictures Association) untuk memberikan penghargaan Film Pendek Pilihan IMPAS. Mana Janjimu? karya finalis termuda dari Purbalingga, Eko Junianto, menang di kategori Dokumenter. Untuk animasi, pilihan IMPAS diberikan kepada Aditya dan Putri Matahari karya Gangsar Waskito dari Yogyakarta. Sedangkan Lembar Jawaban Kita karya Sofyana Ali Bindiar dari Bandung menjadi pilihan IMPAS untuk kategori fiksi naratif. “Kami memberikan apresiasi lebih untuk film pendek dengan ide berani, unik, dan tidak biasa, serta perlu untuk dinikmati penonton seluas-luasnya.” ujar perwakilan IMPAS yang terdiri dari Ody C. Harahap, Adrianto Sinaga, Verdi Solaiman, Sastha Sunu, Handy Ilfat, Robby Ertanto, Roy Lolang, Wyan Sonata, dan Ardiansyah Solaeman.
Short Film Pitching Project yang baru diadakan pertama kali di XXI Short Film Festival tahun ini, telah memilih tiga proyek film pendek yang akan didukung pembuatannya: pendanaan untuk produksi maupun fasilitas pasca produksi. Tiga proyek film pendek tersebut adalah Listen (Deby Cecilia Kohandi & Rachel Amanda, Jakarta), Catur (Elsaf Kurniawan, Kamaludin, Moh. Yunus Ariakusumah, Bandung), dan Album Foto (Nur Wulandari & Nastitya Diesta Whiwanda, Yogyakarta). Rencananya, hasil film proyek ini akan ditayangkan perdana di XXI Short Film Festival 2015.
Para pemenang mendapatkan hadiah uang tunai, televisi, kamera DSLR, piagam, piala, serta beasiswa dan potongan harga kelas di SAE Jakarta, sesuai kategori masing-masing. Tentunya, film-film tersebut juga berkesempatan diputar di beberapa jaringan bioskop Cinema XXI seperti pemenang tahun lalu. Selama empat hari, XXI Short Film Festival 2014 telah dihadiri sekitar 6.000 penonton.
Daftar Peraih Penghargaan
Film Pendek Animasi Terbaik
Kitik (Ardhira Anugrah Putra, Jakarta)
Special Mention Film Pendek Animasi
Asiaraya (Anka Atmawijaya Adinegara, Jakarta)
Film Pendek Dokumenter Terbaik
Akar (Amelia Hapsari, Jakarta)
Film Pendek Fiksi Naratif Terbaik
Sepatu Baru (Aditya Ahmad, Makassar)
Film Pendek Animasi Pilihan Media
Kitik (Ardhira Anugrah Putra, Jakarta)
Film Pendek Dokumenter Pilihan Media
Selamat Tinggal Sekolahku (Ucu Agustin, Jakarta)
Special Mention Film Pendek Dokumenter Pilihan Media
Akar (Amelia Hapsari, Jakarta)
Film Pendek Fiksi Naratif Pilihan Media
Sepatu Baru (Aditya Ahmad, Makassar)
Film Pendek Favorit Pilihan Penonton
Horison (Samuel Ruby, Singapura)
Film Pendek Animasi Pilihan IMPAS
Aditya dan Putri Matahari (Gangsar Waskito, Yogyakarta)
Film Pendek Dokumenter Pilihan IMPAS
Mana Janjimu? (Eko Junianto, Purbalingga)
Film Pendek Fiksi Naratif Pilihan IMPAS
Lembar Jawaban Kita (Sofyana Ali Bindiar, Bandung)
Short Film Pitching Project
Listen (Deby Cecilia Kohandi & Rachel Amanda, Jakarta)
Catur (Elsaf Kurniawan, Kamaludin, Moh. Yunus Ariakusumah, Bandung)
Album Foto (Nur Wulandari & Nastitya Diesta Whiwanda, Yogyakarta).