Sinopsis

Seusai pernikahan, pengantin baru Leilani (Netty Herawati) dan Kameha (Rd Mochtar) dipisahkan oleh badai yang memporak-porandakan salah satu pulau di Lautan Teduh. Kameha, yang terdampar di sebuah pulau lain, dirawat Taruma dan anak gadisnya, Aloma. Biar Aloma menaruh hati, namun Kameha masih tetap ingat pada isterinya. Ternyata Leilani terdampar di pulau yang lain lagi. Ia dirawat oleh dukun Wambu, yang punya anak lelaki bernama Ribo. Meski semula menolak, akhirnya Leilani sedia menikah dengan Ribo, karena terkena guna-guna pak dukun. Walau ditolak, Aloma tetap membantu Kameha dalam usaha mendapatkan kembali Leilani. Usaha itu baru berhasil setelah turun tangannya penduduk dari pulau tempat tinggal Taruma.

Cerita versi lain (menurut selebaran dari bioskop Atrium dan Emma, Malang):

Kameha disuruh ayahnya, Wambu, kepala pulau Samawe, untuk mengundang kepala pulau Liwaiwai, Taruma, guna menghadiri pesta besar yang diadakannya. Di pulau Liwaiwai Kameha bertemu dengan gadis cantik Leilani, anak Taruma. Mereka saling jatuh cinta.

Percintaan ini dihalangi oleh Ribo, pemuda yang disegani penduduk setempat karena keberaniannya. Menurut adat setempat, kalau ada dua orang menginginkan seorang gadis, maka keduanya harus mengadu kekuatan. Yang menang berhak menjadi jodoh sang gadis. Maka didirikanlah sebuah gelanggang untuk pertarungan yang dihadiri oleh semua petinggi pulau, dan diramaikan dengan nyanyian dan tari-tarian.

Catatan

Film berwarna kedua Persari, sesudah Rodrigo de Villa (1952), yang dibikin dalam Ansco Colour, bekerja sama dengan LVN Studio, Filipina.