Redaksi FI

Apresiasi Film Indonesia 2014 sudah berlalu, pemenangnya sudah diumumkan. Dan seperti ingin dijadikan tradisi, dewan juri mengumumkan juga pertimbangan-pertimbangannya dan alasan-alasan dari keputusan yang diambil.
Soekarno meraih gelar film terpuji dalam Festival Film Bandung 2014 . Yang menarik, dua pemeran utama pria sama-sama diumumkan sebagai yang terpuji, istilah yang digunakan FFB untuk menggantikan istilah terbaik. Kedua pemeran utama itu adalah Ikranagara (Sang Kiai) dan Herjunot Ali (Tenggelamnya Kapal Van der Wijk).
Tenggelamnya Kapal Van der Wijk dan Soekarno: Indonesia Merdeka, yang sama-sama beredar di ujung tahun 2013, meraih nomine terbanyak (masing-masing sembilan dan delapan nomine) dalam Festival Film Bandung 2014 yang diselenggarakan oleh Forum Film Bandung.
Pengantar: Dalam perhelatan Apresiasi Film Indonesia 2013, dewan juri yang terdiri dari sembilan orang dengan berbagai latar belakang yang memutuskan siapa pemenangnya. Berikut ini adalah pertimbangan-pertimbangan yang melatarbelakangi keputusan itu dan penjelasan alasan-alasannya.
Sejumlah produser film Indonesia resmi membentuk organisasi Asosiasi Produser Film Indonesia, disingkat Aprofi, lewat kongres yang diselenggarakan pada 17 Oktober 2013, di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan.
Merasa diperlakukan tidak adil, produser film Firman Bintang menarik filmnya, Kerasukan, yang baru beredar Kamis lalu (25/4) dari peredaran di seluruh Indonesia mulai Sabtu  27 April 2013. Tindakan yang bisa disebut boikot ini disampaikan kepada pengurus Jaringan Cineplex 21 lewat Blackberry Messenger.
Banten 1888 (karya Munirodin), Piala Paijo (Wahyu Puspandrio), dan Hari Merdeka Untuk Maxine (Any Wahyuni) menjadi juara pertama, kedua, dan ketiga dalam Lomba Penulisan Skenario Film Cerita Anak, Nasionalisme, dan Kepahlawanan yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan apresiasi kepada 15 pembuat film pendek Indonesia berupa insentif uang tunai senilai Rp. 50 juta dipotong pajak untuk setiap penerima.
Lima unggulan film cerita panjang yang diumumkan adalah: Mata Tertutup (SET Film & Ma'arif Institute), Soegija (PT Alam Media), Cita Citaku Setinggi Tanah (PT Kreasi Cinema Mediatama), Tanah Surga… Katanya (PT Demi Gisela Citra Sinema & PT Gatot Bradjamusti Film), Brandal Brandal Ciliwung (PT Maxima Pictures).
Sebanyak 15 judul film dinyatakan lulus seleksi Festival Film Indonesia oleh Komite Seleksi FFI 2012 lewat rapat pleno pada Jumat (16/11).
Jurusan perfilman akan dibuka di empat institut seni dan budaya yang akan didirikan di empat kota, yakni Banda Aceh, Samarinda, Makassar, dan Jayapura. Kecuali itu, Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman Kemdikbud juga akan melaksanakan lokakarya di tujuh kota pada tanggal 22 Oktober hingga 30 November 2012.
Pemerintah akan menyewa hak tayang  film produksi nasional. Untuk itu, dari 9 Oktober hingga 24 November 2012 dilakukan seleksi terhadap film-film yang sudah diproduksi pada tahun 1980-2011. Sebanyak20 judul film yang lolos akan ditayangkan selama satu tahun ke seluruh pelosok tanah air melalui bioskop rakyat, mobil keliling dan sekolah.
Direktur Sejarah dan Nilai Budaya, Endjat Djaenuderadjat mengatakan, siap memfasilitasi kelestarian film inspiratif karya anak bangsa melalui beberapa program. Salah satunya adalah nonton bareng (nobar) yang  melibatkan sedikitnya 1200 siswa SD, SMP dan SMA sampai mahasiswa  di 12 kota dan kabupaten sepanjang September dan Oktober ini.
Sebagai pemain film, Arumi pun mengakui bahwa dirinya masih baru dan belum bisa dikatakan sebagai seorang pelakon yang memiliki watak.
“Festival ini adalah sebuah pesta untuk film fiksi-pendek Indonesia. Kami tidak saja memutar film, tapi juga membuka ruang temu untuk teman-teman komunitas,” tutur direktur festival Ricas Cwu di malam pembukaan Festival Film Solo.