Sinopsis

Kisah perebutan harta di zaman tuan-tuan tanah, zaman Belanda. Tuan Tanah Kedawung (Awaludin), sedih melihat istri pertamanya meninggal. Hal ini justru yang diharap istri mudanya, Zubaedah (Tina Melinda). Dengan bantuan kasir Samirun (Ami Prijono) dan Mirta (Farouk Afero), anak haram Samirun-Zubaedah, tapi diaku sebagai anak tuan tanah Kedawung, Zubaedah dengan mudah menyingkirkan suaminya dengan racun. Untuk merebut hartanya ia berusaha menggunakan Sarkawi (Kusno Sudjarwadi), centeng mereka, untuk mencelakakan Giran (Dicky Suprapto). Usaha ini gagal. Zubaedah lalu minta Giran --atas pesan ayahnya-- pergi ke Borneo, untuk mengurus kebon karet di sana. Setelah itu ia berusaha merebut kotak wasiat yang berisi surat-surat penting. Kotak itu disimpan Ratna (Suzanna), istri Giran. Usaha ini melibatkan Samolo dan Nyi Londe yang dengan setia melindungi Ratna dan anaknya. Hasilnya: Samolo dan Zubaedah buta, Mirta cacat, Samirun dan Sarkawi mati. Saat Giran kembali, yang ditemui pertama adalah Zubaedah dan Mirta. Ia termakan fitnah. Ia curiga pada Ratna dan Samolo. Untung ada Nyi Londe (Marlia Hardi), pengasuhnya masa kecil, yang bisa menyadarkan Giran.

Catatan

Adaptasi dari cerita komik hasil karya Ganes TH, salah seorang pelukis komik terkenal.Sumber:- Kompas, 27/3, 1971.- Kompas, 14/7, 1971.Kopi VHS judul ini dapat diakses dari Koleksi Sinematek Indonesia.