Artikel

Direktur Sejarah dan Nilai Budaya, Endjat Djaenuderadjat mengatakan, siap memfasilitasi kelestarian film inspiratif karya anak bangsa melalui beberapa program. Salah satunya adalah nonton bareng (nobar) yang  melibatkan sedikitnya 1200 siswa SD, SMP dan SMA sampai mahasiswa  di 12 kota dan kabupaten sepanjang September dan Oktober ini.
Lewat Djam Malam lanjut keliling. Setelah tayang perdana di Festival Film Cannes bulan Mei silam, Lewat Djam Malam akan diputar di London Film Festival, 10-21 Oktober 2012.
Bulan ini Kineforum memilih roadshow The Mirror Never Lies (TMNL) dan pemutaran beberapa film pendek yang berjudul Who The Fuck is Ismail Basbeth, sebagai pengisi program Kinefriends.
Benarkah makin lama masyarakat Indonesia makin tidak menyukai film Indonesia? Atau sebetulnya tren penurunan itu terjadi karena terhalang oleh aksesibilitas, kesempatan, daya beli, dan lain-lain?
Kalyana Shira Foundation berkerjasama dengan Eltra Cine Studio untuk kedua kalinya mengadakan Pop-up Monthly Screening (PMS). Bertempat di Eltra Cine Studio pada tanggal 30 - 31 Agustus, PMS kali ini memutar film-film pendek dengan tema jiwa muda dan sikap kebangsaan.
Resmi berdiri pada tanggal 11 Agustus 2012, Sahabat Sinematek merupakan perkumpulan terbuka untuk mewadahi partisipasi langsung publik dalam memajukan pelestarian warisan budaya pandang-dengar di Indonesia.
Adanya film Indonesia—dan satu-satunya dari Asia Tenggara—di program kompetisi Locarno tahun ini menjadi istimewa. Vakansi yang Janggal dan Penyakit Lainnya termasuk film yang dikawal ketat oleh pihak Locarno yang hanya menginginkan film ini berstatus world premiere.
Harry Dagoe bercerita tentang pengalamannya selama berkecimpung di dunia film. Dia juga mempertanyakan: pemerintah sebenarnya melihat film sebagai apa? Barang budaya atau komoditas ekonomi?
Daya serap penonton film Indonesia semakin rendah. Untuk semester pertama tahun ini, rata-rata 172 ribu penonton per film, turun sedikit dari rata-rata tahun lalu: 185 ribu penonton per film.
Menjelang 100 hari berpulangnya H Misbach Yusa Biran, Yayasan Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail dan PT Prodas Pradana yang menjadi pengelola gedung PPHUI, mengadakan acara Mengenang H Misbach Yusa Biran.