Artikel Wawancara
Hafiz bercerita tentang kegiatan komunitasnya, film Indonesia masa lalu sampai sekarang, dan sinema yang sudah menjadi bagian dalam hidupnya sehari-hari.
Postcards from the Zoo keliling dunia dan membuat sejarah untuk sinema Indonesia. Film ini mewakili Indonesia di Berlinale 2012. Edwin, pembuatnya, sendiri sebenarnya sudah memulai karier internasionalnya tujuh tahun silam.
Menyikapi bahwa semua peran sama pentingnya adalah kunci Nani Widjaja dalam menjalani pekerjaannya.
Film Negeri di Bawah Kabut memenangkan Special Jury Prize pada Dubai Film Festival 2011 awal Desember lalu. Shalahuddin Siregar bicara tentang film, pilihan festival, dan tentang dokumenter itu sendiri.
Lalu Roisamri, Direktur JIFFest, bercerita tentang pembatalan acara, pendanaan, serta dukungan pemerintah dan publik.
Surya Saputra terkesan sangat berhati-hati dalam memilih peran yang terlihat dari jumlah film per tahun yang ia bintangi sejak 2008.
"Saya bisa memaklumi mengapa seorang sutradara selalu mencari penata kamera yang sama. Ada chemistry seperti suami-istri."
"Film ini bukan tentang politik. Aku melihat politik itu dari sudut pandang anak-anak muda sekarang. Aku nggak ngerti peristiwa 65. Aku nggak tahu dan nggak mau sok tahu."
Mungkin kekurangan saya adalah less productive, tapi kelebihan saya adalah keleluasaan memilih apa yang mau saya bikin. Namun, saya juga mau produktif karena terlalu banyak hal di kepala yang mau dijadikan film, yang mau dibagi.
Saat ini, nama Nayato Fio Nuala beredar sebagai sutradara paling produktif di industri film nasional. Sampai September 2011, sudah ada sembilan film yang dirilis. Sepanjang kariernya sejak 2003, Nayato sudah memproduksi 50 film.