Artikel
Jeonju International Film Festival (JIFF) memilih tiga pembuat film Asia untuk berkontribusi dalam Digital Project. Mereka adalah Edwin (Indonesia), Kobayashi Masahiro (Jepang), dan Zhang Lu (Korea Selatan).
Cita-citaku Setinggi Tanah dan Something In The Way (film terbaru Teddy Soeriaatmadja) akan tampil di Festival Film Internasional Berlin 2013. Yang pertama berkompetisi pada program Generation-Kplus dan yang kedua diputar pada program Panorama.
“Ibu saya seorang penari dan sangat aktif di teater... Pengalaman melihat ibu di panggung yang membuat saya tertarik untuk terjun ke seni peran,” tutur Reza Rahadian. Selama satu jam lebih, ia bercerita tentang proses kreatifnya di Habibie & Ainun, kecintaannya pada seni peran, dan pengalamannya sebagai aktor di Indonesia.
Ada lima film Indonesia yang lolos seleksi International Film Festival Rotterdam (IFFR), Belanda, tahun depan: Vakansi yang Janggal dan Penyakit Lainnya karya Yosep Anggi, On Mother’s Head karya Putu Kusuma Widjaja, Rumah dan Musim Hujan karya Ifa Isfansyah, Soegija karya Garin Nugroho, dan Atambua 39C karya Riri Riza.
Lovely Man menjadi film terbaik pilihan Piala Maya 2012, dan Teddy Soeriaatmadja menang penghargaan untuk sutradara dan skenario terbaik. Secara keseluruhan, ada 27 kategori penghargaan di Piala Maya 2012.
Film pendek Penghulu (2012) karya Destri Tsurayya dari Forum Film Pelajar Bandung keluar sebagai film terbaik pilihan juri dalam Kompetisi Film Pendek Nasional Festival Sinema Prancis (FSP) 2012. Sutradara film pemenang ini mendapat hadiah berupa perjalanan ke Prancis.
FFI idealnya tidak saja menjadi ajang penghargaan perfilman nasional, tapi juga kesempatan bagi masyarakat untuk merayakan sinema nasional. Sayangnya, FFI yang baru saja kita lalui masih jauh dari ideal.
Tidak ada pemenang untuk kompetisi film dokumenter kategori panjang Festival Film Dokumenter (FFD) Yogyakarta 2012. Dua film yang berkompetisi dalam kategori ini, Nuklir Jawa (Sulfikar Amir) dan Rock for Kamtis (Agni Tirta) dinilai hanya berhenti pada pemaparan saja.
Dua film Indonesia menang dalam dua kategori kompetisi Festival Film Dokumenter se-Asia Tenggara ChopShots 2012. Bukit Bernyawa karya Steve Pillar Setiabudi menang Best SEA Short Documentary. Sedangkan Denok & Gareng karya Dwi Sujanti Nugraheni meraih 2nd Best International Documentary.
Satrio Budiono sudah berurusan dengan suara film sejak zaman Petualangan Sherina (1999). Ia sudah mendapatkan 12 nominasi dan 3 penghargaan untuk bidang penataan suara di Festival Film Indonesia. Baru-baru ini, ia dinobatkan sebagai penata suara terbaik di FFI 2012 atas hasil kerjanya dalam Rumah di Seribu Ombak. Pria yang akrab dipanggil Yoyok ini bercerita tentang profesinya sebagai penata suara dan perlunya standardisasi dalam pengerjaan suara film di Indonesia.