Tinjauan
Hanung Bramantyo menjadikan bumi Sumsel sebagai latar untuk alegori tentang kebangsaan, tentang akar-akar buruk yang mendasari sejarah pembentukan bangsa kita. Apa yang penonton lihat boleh jadi klasik, namun apa yang penonton rasakan terasa modern, terasa dekat dengan realita sekarang.
Film terkait: Gending Sriwijaya
Eksplorasi tentang etnis Batak dalam film terasa dekat dan tidak dibuat-buat. Namun, ambisi Demi Ucok adalah bercerita, dan ambisi tersebut mewajibkan adanya kepatuhan pada asas-asas penuturan cerita, salah satunya koherensi. Demi Ucok gagal memenuhi itu.
Film terkait: Demi Ucok
Mengangkat masalah “tabu" tidaklah mudah. Menangkap keseharian dalam “kehidupan” wajar tokoh-tokohnya hingga tampil di layar secara meyakinkan, menambah kesulitan. Dan yang paling sulit: menampilkan sikap jelas terhadap persoalan yang rumit itu. Cinta tapi Beda boleh dibilang berhasil mengatasi tiga kesulitan pokok itu.
Film terkait: Cinta tapi Beda
De mortuis nil nisi bonum. Artinya: tentang yang meninggal, hanya ada yang baik-baik saja. Inilah yang jadi sikap dasar penulis skenario dan sutradara Habibie & Ainun.
Film terkait: Habibie & Ainun
Adaptasi novel laris Donny Dhirgantoro ini terasa terpotong-potong, tanpa ada bangunan cerita yang berkesinambungan. Alhasil, 5 cm baru sebatas baik sebagai tontonan, sebagai kumpulan gambar yang indah dan mengharukan.
Film terkait: 5 cm
Sebagai drama cinta, film ini memang jauh dari romantis, tapi menarik dan sebetulnya bisa menggetarkan, karena tidak banyak film Indonesia mutakhir menggambarkan percintaan yang dewasa alias tidak menye-menye.
Film terkait: Hello Goodbye
Dengan dua film, penulis-sutradara Salman Aristo meneguhkan diri sebagai author yang terobsesi pada tragedi manusia di tingkat individu.
Film terkait: Jakarta Hati
Atambua 39o C adalah film terbaik Riri Riza setelah Eliana, Eliana. Kemasan dan gagasan yang dipakai terasa klop beriringan sehingga menghasilkan penuturan cerita yang terasa utuh. Sayangnya, banyak potensi yang tak tergarap.
Film terkait: Atambua 39 Derajat Celcius
Lewat Jakarta Hati, Salman Aristo mengajak kita untuk membaca Jakarta, bukan dari rutinitasnya, tapi dari momen-momen kecil yang mungkin terlewatkan warga kota metropolitan ini. Dalam momen-momen kecil ini, dipertanyakan nurani warga ibukota.
Film terkait: Jakarta Hati
Sepanjang 75 menit, Lo Gue End bermetamorfosa dari adaptasi biografi singkat seorang novelis, drama anak muda urban, film horor-fantasi, ke kisah moral tentang bahaya narkotika. Membingungkan.
Film terkait: Loe Gue End