Artikel Berita

Unggulan lengkap FFB 2011 bidang film.
Hasil Kongres PPFI Maret lalu antara lain menyusun pengurus baru, program kerja dan mengubah nama menjadi Persatuan Produser Film Indonesia. Ketua Umum baru berjanji akan menangani masalah pungutan 5% di wilayah edar Jawa Barat.
Setelah menurunkan bea masuk bahan baku dan peralatan produksi film hingga 0%, Kementrian Budaya dan Pariwisata masih membahas dengan Kementrian Keuangan untuk pengurangan PPN di industri film.
Kembudpar punya banyak rencana: produksi 100 film setahun, menambah sekolah film, bantuan produksi, bus keliling untuk pemutaran film, pembentukan Badan Perfilman Indonesia, dan mendorong pemerintah daerah mengembangkan bioskop.
Film Perempuan Kedua, menjadi film pertama yang diputar pada pembukaan program Kineforum, Sejarah Adalah Sekarang 5, tanggal 1 Maret lalu. Kecuali memutar beragam film, tahun ini acara juga diisi dengan pemeran, diskusi dan kilnik kritik film.
Sejak pembukaan tahun belum ada film yang bisa menandingi kemampuan film ini menyedot penonton. Sejak diprotes menggunakan kata 'Karawang', jumlah penonton film ini terus terdongkrak dari 385 ribu menjadi lebih dari 500 ribu.
Film horor ternyata belum mampu menyaingi angka penonton film yang baik seperti Laskar Pelangi. Ini bukti bahwa penonton menantikan film baik dan bermutu.
“Yang terpenting buat pembuat film Indonesia, kemana pajak itu pergi?” ujar Mira Lesmana dalam forum diskusi yang diadakan oleh Delta FM, Obsat dan Tempo Interaktif Rabu malam (23 Februari 2011).
Ody Mulya Hidayat, produser Maxima Pictures, menguraikan kiat sukses film-filmnya.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah ada suatu forum diskusi untuk membahas penyelenggaraan Festival Film Indonesia (FFI). Forum diawali dengan suasana 'mengadili' penyelenggara.