Artikel
“Kita sudah siapkan delapan milyar mas,” demikian bisik Adiyanto Sumarjono, saat peresmian billboard film Serigala Terakhir di ujung jalan Senopati, kawasan Kebayoran Baru.Yang dimaksud oleh produser dari PT IFI (Investasi Film Indonesia) ini adalah biaya produksi untuk film tersebut.
Kendati industri film tengah mengalami kelesuan, FFI 2010 masih tetap digelar di Kota Batam.
Sejak muncul di jagat film tanah air lewat bendera K2K Production, KK Dheeraj selalu kontroversial.
Ada dua cara yang dipakai produser untuk mengundang penonton datang ke bioskop sebanyak-banyaknya. Pertama: penggunaan judul yang mengundang senyum. Maka muncul judul-judul macam Mas Suka Masukin Aja, Pijat Atas Tekan Bawah, Suster Keramas, Darah Janda Kolong Wewe, Diperkosa Setan, sampai yang dipaksa harus ganti judul: Hantu Puncak Datang Bulan.
Sineas Garin Nugroho bikin film lagi. Namun kali ini bertindak sebagai produser, karena yang menjadi sutradara adalah Kamila Andini, putrinya sendiri.
Jumlah penonton menurun drastis, hingga tidak ada satu pun produser yang berani menayangkan filmnya selama bulan puasa ini. Peristiwa pertama sepanjang sejarah. Film nasionalis seri Merah Putih yang berjudul Darah Garuda pun memilih penayangan pada tanggal sekitar lebaran mendatang, sebuah tanggal yang sudah menjadi tradisi untuk “panen” penonton.
Ada yang tidak cukup dijelaskan oleh serangkaian laporan Kompas Minggu (26/10, hlm 17-18) tentang peredaran film nasional saat ini, hingga menimbulkan sejumlah pertanyaan. Film nasional menguasai hampir seluruh layar bioskop yang ada di Indonesia, tapi yang dianggap berhasil hanya tiga judul. Kenapa?
Sophan Sophiaan, 64 th, meninggal karena motor Harley Davidson yang dikendarainya bersama rombongan menghantam sebuah lubang besar. Sekitar beberapa tahun terakhir ini kegiatannya memang berkisar pada mengendarai motor besar ini. Kegiatan yang membawanya celaka itu dibungkus dengan acara memperingati 100 tahun Kebangkitan Nasional.
Dua sutradara muda Indonesia, Ravi Bharwani (Impian Kemarau, 2004) dan Faozan Rizal (Yasujiro Journey, 2004) bicara tentang liku-liku proses produksi film mereka dan tentang pendapat mereka mengenai perfilman Indonesia dan Asia.
Produser/sutradara Nia Dinata mengungkapkan pendapatnya mengenai produksi dan penonton film Indonesia kepada redaksi Katalog Film Indonesia. Menurutnya, karena penonton Indonesia sangat cerdas, pembuat film harus bisa mengimbangi dengan tawaran yang setara.